Minggu, April 28, 2013

Tahlilan syirik atau tauhid




Faisal menulis lagi:
Contoh lainnya adalah tahlilan. Apakah tahlilan bid'ah? bisa ya bisa tidak. Selama kita bertahlilan sesuai syar'i maka tidak ada masalah, selain itu waktunya juga seharusnya dilakukan pada hari 1,2, dan 3.Mengapa demikian? saya memandang dalam hal ini tahlilan sebagai bagian dari "acara taziyah" sebagaimana dicontohkan Rasul. Taziah adalah untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan. Pada zaman Nabi dan budaya Arab, orang berkumpul dirumah orang meninggal malah menambah kesedihan maka waktu itu dilarang (al-'Um). Namun dibudaya kita orang berkumpul untuk mengurangi kesedihan. Yang menjadi bid'ah adalah ketika adanya kepercayaan pada hari-hari tertentu untuk mengadakan tahlilan seperti hari ke-7, 14, 40, 100, 1000 dan seterusnya karena hal tersebut berakar dari masyarakat Hindu-Budha ( Barangsiapa mengikuti suatu kaum, maka ia menadi bagian dari kaum tersebut).[1]


Komentarku ( Mahrus ali ):
Mungkin anda belum baca buku saya Mantam kiyai NU menggugat tahlilan …………..
Di sana  saya terangkan dengan jelas letak kekeliruan,. Dan kesirikan dalam tahlil. Di sini saya kasih contoh sedikit saja. Biasanya selesai tahlilan di bacakan syair sirik sbb:

هُوَ الحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفاَعَتُهُ    لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ الأَهْوَالِ مُقْتَحِمٍ
Dia ( Muhammad ) kekasih yang syafaatnya selalu di harap  pada setiap  bahaya  yang menimpa
Ket: Kesyirikan disini  pernyatan bahwa Muhammad  satu figur yang  syafaatnya di harapkan untuk melenyapkan segala  bahaya dan penderitaan  didunia  maupun akhirat bukan Allah. Ia bertentangan dengan ayat:
مَا يَفْتَحِ اللهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلاَ مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلاَ مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.  Begitu juga kasidah sbb:
يَارَبِّ باِلْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَناَ    وَاغْفِرْلَناَ مَامَضَى ياَوَاسِعَ الكَرَمِ
Wahai Tuhanku dengan  Rasul  yang terpilih, jadikanlah tujuan – tujuan kami tercapai dan ampunilah dosa – dosa kami yang telah lampau  wahai Tuhan yang luas kemurahanNya  ( Minta pengampunan dan tercapai tujuan dengan kehurmatan Nabi saw, syair tsb juga sirik sekali  ).

Dan masih banyak kekeliruannya, rujuklah buku tsb agar anda bisa tahu hakikat tahlilan menurut tardisi  dan sariat. Tradisi menganggap baik tapi sariat menilainya jelek.

Untuk ta`ziyah tiga hari tidak ada hadisnya, ia sekedar tradisi.  dan tidak harus pergi kerumah mayat tapi cukup ketika bertemu dengan orang yang kematian dengan kalimat yang menyenangkan, menghibur supaya beban musibah itu ringan.
Ada hadis sbb:
Imam  Bukhori dan Muslim meriwayatkan  sbb:
 أَرْسَلَتِ ابْنَةُ النَّبِيّ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِ إِنَّ ابْنًا لِي قُبِضَ فَأْتِنَا فَأَرْسَلَ يُقْرِئُ السَّلَامَ وَيَقُولُ إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلٌّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ
Putri Rasulullah SAW  mengutus orang kepada Nabi SAW  untuk memberi tahu bahwa  putraku telah meninggal dunia, datanglah kepada kami. Rasul mengutus dengan kirim salam, lalu bersabda:  “ Sesungguhnya Allah punya hak untuk mengambil sesuatu  dan  Dia berhak untuk memberi. Dan setiap sesuatu memiliki ajal yang di tentukan, bersabarlah dan carilah keridaan Allah “. [2]
Sabda  Rasulullah   itu  merupakan kalimat yang layak sekali untuk takziyah
Ada hadis lagi: 


حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ قَالَ حَدَّثَنَا وَاللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ سُوقَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ عَزَّى مُصَابًا فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ
Dari Abdullah  dari Nabi   bersabda: Barang  siapa yang berta`ziyah kepada orang yang tertimpa musibah, maka  dia mendapat pahala sama dengannya. [3]

 قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مَرْفُوعًا إِلَّا مِنْ حَدِيثِ عَلِيِّ بْنِ عَاصِمٍ وَرَوَى بَعْضُهُمْ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سُوقَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ مَوْقُوفًا وَلَمْ يَرْفَعْهُ وَيُقَالُ أَكْثَرُ مَا ابْتُلِيَ بِهِ عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ بِهَذَا الْحَدِيثِ نَقَمُوا عَلَيْهِ
Abu Isa berkata: Ini hadis yang nyeleneh, kami tidak mengetahuinya marfu` kecuali dari hadis Ali bin Ashim.Sebagian mereka  meriwayatkannya dari Muhammad bin  Suqah dengan sanad ini tapi maukuf  bukan marfu`.
Di katakan: paling  bahaya dalam hadis ini adalah perawi bernama Ali bin Ashim. Mereka mencela kepadanya.

Komentarku ( Mahrus ali ):
Syaikh Muhammad Hassan berkata ;

Imam Nawawi dalam kitab majmu` menyatakan lemah, begitu Ibnu Hajar dalam kitab Talhis dan al albani  dalam kitab Irwa`ul gholil. [4]





Blog ke tiga
Peringatan: Bila mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803. 081935056529
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo








[2] Muttafaq alaih
[3] HR Tirmidzi 1073

[4] www.mohamedhassan.org
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan