Sabtu, April 06, 2013

Kisah Umar yang benar dan yang dusta



CERITA ini datang ketika kami mengadakan kajian bening hati untuk Indonesia pada Minggu (10/3/2013) silam bertajuk Membiasakan Diri Tidak Korupsi di Masjid Al-Muhajirin, Pemkot Surabaya. Tri Risma Harini, Wali Kota Surabaya datang setengah jam awal dari yang dijadwalkan.

Shalawat al Banjari pun dilantunkan dan dilanjutkan dengan paparan Bu Risma yang berkisah tentang awal mula beliau akan maju pilwali. Saat akan dipinang parpol untuk mejadi cawali kota Surabaya, beliau menelepon seorang kiai sebuah ponpes untuk didoakan agar tak terpilih sebagai wali kota. Tentu dengan alasan kuat bila harapan itu yang diminta Bu Risma. Yakni, sebagai perempuan dia tak sekuat Umar bin Khattab yang mampu memanggul beras untuk orang-orang miskin.

Kisah Umar yang ia dengar semasih di sekolah madrasah itu masih membekas di benaknya saat maju pilwali. Utamanya kisah, perempuan yang memasak batu demi menenangkan tangisan anak-anaknya yang kelaparan. Padahal ia tak memiliki sebutir beras pun untuk dimasak sebagai nasi. Saat itulah Khalifah Umar yang tengah belusukan di kampung mengetahui kebohongan perempuan yang juga warganya. Kisah itu yang disodorkan Bu Risma. Justru alasan itulah parpol yang mendukungnya berdalih agar harapan Bu Risma mensejahterakan warga Surabaya seperti sahabat Umar bisa terlaksana!

Ketika ia menegaskan dirinya tak pernah meminta dan berdoa agar tak jadi wali kota, dan ketika sejumlah parpol mengancam akan menurunkannya, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu menyatakan siap. Ketika akhirnya kursi Surabaya satu berhasil didudukinya, Bu Risma berpikir bagaimana bisa membantu warga miskin Surabaya agar kelak di akherat tak mendapat adzab Allah SWT.

Maka, Bu Risma mulai belusukan ke kampung-kampung mencari warga miskin dan anak-anak yang tak mampu sekolah di Surabaya.Selain mengumpulkan lurah dan camat agar mendata warga yang butuh bantuan. Bahkan, di mobilnya selalu ada beras yamg selalu dibawa. “Jika masih ada yang tak terdata, di akhirat kelak saat ditanya mengapa masih ada orang miskin di Surabaya yang tak terbantu, saya akan panggil kalian semua untuk mempertanggungjawabkannya,” ancam Risma kepada lurah dan camatnya.

Dia mengaku awalnya sulit sekali mengajak jajaran pegawai pemkot untuk peduli terhadap orang miskin, namun-namun setahun terakhir ini banyak mereka yang sudah peduli. Mereka yang tidak peduli akan dia pecat. Sudah 48 pegawai pemkot yang dia pecat. Dia mendapat teror dari mereka, namun dia tidak takut. Dia berkeyakinan bahwa membela yang lemah akan selalu dilindungi Allah.

Dinas sosial yang biasanya hanya menampung 200 orang cacat mental, kini menampung 900 orang sehingga kebutuhan beras dan keperluan lain meningkat pesat. Apalagi daerah sekitar Surabaya selalu membuang warga cacat mental ke Surabaya. Ketika mengajukan anggaran beras itu ke DPRD Surabaya, mereka yang sebelumnya sudah apriori dan memusuhinya, tak mau mengeluarkan anggaran. Akhirnya Gubernur Jawa Timur ikut turun tangan membantu.


Jam Tangan Swiss

Pada kisah lain, saat memenuhi undangan ke Swiss, banyak bupati dan wali kota sedunia yang belanja jam tangan. Irfan, kepala satpol PP yang mendampinginya mengatakan harga jam tangan Rp 125 juta dan banyak bupati dan wali kota yang membelinya. Irfan datang dan mengatakan ada bupati yang masih bertetangga dengan Surabaya membeli jam tangan seharga Rp 275 juta! Bu Risma mengatakan kepada Irfan agar tak bercerita lagi mengenai mereka. Bahkan dia satu-satunya yang tak masuk di antara mereka, sehingga saat hujan pun dia kehujanan. Namun Bu Risma sempat berpikir, alangkah banyaknya beras yang bisa dibeli untuk orang miskin senilai jam tangan itu!


Ketika wali kota Surabaya ini presentasi dan mendapatkan banyak pujian dari pimpinan dunia atas keberhasilan Surabaya di berbagai bidang. Para bupati dan wali kota lain dari Indonesia mengatakan karena Surabaya disokong anggaran berlimpah. Dan ketika tiba di Indonesia, para bupati dan wali kota itu dijemput dengan Alphard, sementara Bu Risma naik Innova meski harus uyel-uyelan dengan sejumlah stafnya di mobil murah tersebut agar bisa mengirit bensin agar sisa uangnya bisa dibelikan beras untuk warga miskin Surabaya!
 Sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2013/03/22/bu-risma-wali-kota-termiskin-di-dunia#sthash.tvz5haBt.SlvIoZBv.dpbs


Komentarku ( Mahrus ali): 
  Untuk ukuran Nasionalis bu Risma sangat bagus, untuk ukuran bupati bila kisah tsb benar, maka sangat enak didengar dan elok sekali. Untuk ukuran al Quran masih kurang banyak yang perlu dilakukan oleh Bu Risma. Contoh menganjurkan kebaikan dan mencegah lemungkaran, menganjurkan pegawainya untuk berpakaian Islami, menutup club malam yang penuh dengan kedurhakaan, memberantas sistem riba yang membinasakan bangsa, menganjurkan pegawainya untuk aktif melaksanakan salat dan masih banyak lagi………………..
Untuk kisah Umar di atas, tiada refrensinya yang akurat, buang saja dan jangan diambil lagi. Kisah itu mengesankan bahwa pemerintahan Umar ternyata tidak makmur tapi sangat miskin. Masak ada orang yang memasak batu. Di indonesia yang miskin ini saja tidak ada orang yang memasak batu, apalagi pemerintahan Umar yang menggaji  bulanan pada setiap janda – janda dan seluruh rakyatnya. Ingatlah ayat ini;
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ(96)
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Al a`raf
Kisah Umar di atas kayaknya dari Syi`ah yang sengaja untuk menjelekkan pemerintahan Umar dan tidak ingin menampakkan kehenabatan Umar dalam memakmurkan rakyatnya. 


Blog ke tiga
Peringatan: Bila mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803. 081935056529
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo



Artikel Terkait

4 komentar:

  1. Assalamu alaikum,
    Pak Numpang komen,
    1. Itu Lho, kalau membaca tulisan Bapak, terbersit persetujuan saya, kayaknya emang gak mungkin hal tersebut terjadi, tapi Pak, dalam kitab Umar Ibn Khotob karangan Muhamad Iqbal (seingat saya, karena bukunya minjam dulu 10 tahun yang lalu), dikatakan Madinah pernah mengalami musim kemarau yang panjang dan bahkan ancaman kelaparan, sehingga Kholifah Umar meminta bantuan kepada para sahabat yang menduduki jabatan gubernur di daerah Islam, dan kemudian dijawab oleh Sahabat Usman Ibn Affan dengan mengirim bala bantuan sebanyak kurang lebih 1000 onta penuh bahan makanan (ma'af saya tidak begitu ingat jumlah persisnya). Ini kan berarti Madinah pernah mengalami masa-masa krisis, jadi menurut nalar saya mungkin saja peristiwa tersebut memang terjadi di masa krisis tersebut.

    2. Kalau membaca analisa Bapak, saya memiliki kesimpulan bahwa hadist sahabat Umar itu gak shohih ya Pak...??? mohon dijelaskan lah hujjahnya Pak.

    3. Segitu saja Pak. semoga sempat dijawab. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wss. Itu ketika kaum muslimin mau berangkat perang Tabuk, bukan dimasa khalifah Umar, maaf.

      Hapus
    2. ada tadz sirah tentang masa paceklik waktu umar berkuasa,hingga amru bin ash mengirimkan bantuan dari mesir,dan berkata"akan aku kirim bantuan yang ujungnya berada dihadapan anda dan barsan terakhir masih di hadapanku" kurnag lebh begitu wallahu a'lam..

      Hapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan