Kamis, Juli 24, 2014

3 Skenario yang Bisa Batalkan Jokowi Jadi Presiden



Oleh:
nasional - Kamis, 24 Juli 2014 | 12:27 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Walaupun telah ditetapkan sebagai pemenang Pemilu Presiden 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Joko Widodo atau Jokowi belum tentu dapat dilantik sebagai Presiden RI.

Kepada wartawan, Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengungkapkan ada tiga skenario yang dapat batalkan pelantikan Jokowi.

Pertama, permohonan untuk mundur dari posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta dapat ditolak oleh DPRD DKI Jakarta.

"Ini adalah hal yang sangat mungkin mengingat koalisi yang dibangun oleh Jokowi tidak cukup kuat untuk meloloskan permohonan ini," kata Jajat di Jakarta, Kamis (24/7).

DPRD DKI Jakarta sebagai wakil suara rakyat Jakarta yang sah menurut konstitusi pernah menolak permohonan mundur dari Prijanto dan bisa menolak permohonan mundur dari Jokowi.

Skenario kedua yang dapat membatalkan pelantikan Jokowi adalah kemenangan Prabowo di Mahkamah Konstitusi (MK). Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo dan kuasa hukum Koalisi Merah Putih Mahendradatta telah menyampaikan akan melakukan gugatan atas hasil Pemilu Presiden 2014 ke MK pada hari Jum’at, 25 Juli 2014 besok.

"Jika MK mengabulkan gugatan dan meminta penyelenggaraan Pemilihan Suara Ulang (PSU), Jokowi bisa saja kalah dari Prabowo," tutur Jajat.

Skenario ketiga yang bisa membatalkan Jokowi jadi Presiden terkait terungkapnya rekening-rekening atas nama Jokowi di luar negeri yang tidak dilaporkan saat pendaftaran dirinya sebagai calon presiden.

"Jika KPK atau PPATK dapat dengan cepat membenarkan temuan yang kemarin diungkap oleh Faisal Assegaf, KPU harus mencoret nama Jokowi sebagai calon presiden. Tiga skenario ini dapat membatalkan Jokowi jadi Presiden RI," ujarnya.

Sebelumnya Jokowi membantah memiliki puluhan rekening di luar negeri sejumlah USD 8 juta atas nama Jokowi dan istrinya, Iriana Widodo.

"Kita tidak pernah punya rekening di luar negeri. Saya dan istri tidak punya," kata Jokowi, Jakarta, Selasa (22/7/2014). [rok]
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan