Sabtu, April 20, 2013

Kekeliruan dalam tahlil.


Kekeliruan dalam tahlil.


Tahlilan bukan budaya Islam , tapi budha dan ini jelas dilarang karena ada ayat:
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.[1]
Bila mengagungkan syi`ar – syi`ar Allah  tumbuh dari hati yang bertakwa, maka menghidupkan syi`ar Budha tumbuh dari hati yang durhaka kepada Allah dan setia kepada Iblis.
Juga melanggar surat al kafirun sbb:
قُلْ يَاأَيُّهَا الْكَافِرُونَ(1)لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ(2)وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ(3)وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ(4)وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ(5)لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ(6)
Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku". Surat al kafirun.
Menegakkan ritual Budha atau Hindu tidak diperkenankan, bahkan pendeta Hindu sendiri melarang  anggotanya  untuk menegakkan ritual – ritual Islam lalu mengubur ritual Hindu. Ini sudah tak asing lagi, ia sudah mashur dan populer sekali.

Baca al fatihah untuk mayat  itu juga menyalahi ayat:
أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى  ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَى
Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?, dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu setia pada janji?, (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan  seorang manusia tiada memperoleh balasan selain hasilkerjanya.. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan . Kemudian akan diberi balasan  dengan balasan yang paling sempurna,[2]

      Keluarga mayat membikin makanan untuk orang – orang yang tahlil sama dengan memberi beban yang berat kepada keluarga mayat itu. Mereka sudah sedih karena ditinggal mayat dan ditambah kesedihannya dengan menyediakan makanan yang banyak dan dana yang cukup banyak. Pada hal, keluarga tsb kadang termasuk keluarga yang kurang mampu. Ini termasuk tindakan kezaliman bukan keadilan dan kebijakan yang menjadi karakter ajaran agama Islam. Ikuti saja budaya para sahabat yang tidak mengadakan tahlilan setelah kematian. Ikuti ayat :
وَالسَّابِقُوْنَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
9.100. Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. At-Taubah (9): 100

وَأَمَا مِنْ نَاحِيَةِ فِقْهِ الْأثَرِ ، فَقَدْ أَوْرَدَهُ الْحافِظُ اِبْنُ حَجَرَ فِي بَابِ ( صَنْعَةِ الطّعامِ لِأهْلِ الْمَيْتِ )( 5 / 328 ) فَجَعَلَ الطَّعَامَ لِأهْلِ الْمَيْتِ لَا مِنْهُمْ ، وَهُوَ عَلَى هَذَا الْوَجْهِ مَشْرُوعٌ كَمَا فِي حَديثِ عَبْدِ اللهِ بْنُ  جَعْفَرٍ قَالَ: لَمَّا جَاءَ نَعْي جَعْفَرٍ قَالِ النَّبِيِّ  صَلَّى اللَّهُ  عَلَيه وَسَلَّمَ: اِصْنَعُوا لِأهْلِ جَعْفَرٍ طَعَامَا فَإِنَّه قَدْ جَاءَهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ.  رَوْاهُ التِّرْمِذِيَّ وَقَالَ: حَسَنٌ صَحِيحٌ.  وَقَدْ كَانَ بَعْضُ  أهْلِ الْعِلْمِ  يَسْتَحِبُّ أَنْ يُوَجَّهَ إِلَى  أهْلِ الْمَيِّتِ  شَيْئًا لِشُغْلِهُمْ بِالْمُصِيبَةِ ، وَهُوَ  قَوْلُ الشّافِعِيِّ.  اه.  وَأَبُو داوُدَ وَاِبْنُ ماجِهُ ، وَحَسِّنَّهُ الألباني.  وَرَاجِعْ فِي ذِلِّكَ الْفَتْوَيِينَ: 4271 ، 5010.
 Dari segi fiqih atsar tersebut, sungguh Al Hafidh Ibn Hajar di bab: “ membuat makanan  untuk keluarga mayat 328/5, beliau menjadikan makanan  untuk keluarga mayat bukan mereka yang membikinnya. Membuatkan makanan untuk keluarga mayat adalah di anjurkan  sebagaimana dalam hadis Abdullah bin Ja`far yang berkata:
Ketika datang kabar kematian Abdullah bin Ja`far, Nabi SAW  bersabda: Buatkan makanan untuk keluarga Ja`far. Sesungguhnya mereka telah menerima kabar yang membikin mereka sibuk ( bingung atau sedih ).
HR Tirmidzi dan beliau menyatakan hasan sahih.
Sungguh sebagian ahlil ilmi menyatakan sunnat memberikan sesuatu kepada  keluarga korban karena mereka sibuk dengan musibah. Itulah pendapat Imam Syafii. 
Ia juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibn Majah dan di hasankan oleh al albani. Rujuklah ke dua fatwa 4271. 5010  

       Dalam akhir tahlil, kadang dibacakan kalimat syirik sbb:
هُوَ الحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفاَعَتُهُ    لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ الأَهْوَالِ مُقْتَحِمٍ
Dia ( Muhammad ) kekasih yang syafaatnya selalu di harap  pada setiap  bahaya  yang menimpa
Ket : Kesyirikan disini  pernyatan bahwa Muhammad  satu figur yang  syafaatnya di harapkan untuk melenyapkan segala  bahaya dan penderitaan  didunia  maupun akhirat bukan Allah . Ia bertentangan dengan ayat :
مَا يَفْتَحِ اللهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلاَ مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلاَ مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.  Begitu juga kasidah sbb :
يَارَبِّ باِلْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَناَ    وَاغْفِرْلَناَ مَامَضَى ياَوَاسِعَ الكَرَمِ
Wahai Tuhanku dengan  Rasul  yang terpilih , jadikanlah tujuan – tujuan kami tercapai dan ampunilah dosa – dosa kami yang telah lampau  wahai Tuhan yang luas kemurahanNya  ( Minta pengampunan dan tercapai tujuan dengan kehurmatan Nabi saw, syair tsb juga sirik sekali  ).
  Dalam doa tahlil kadang di isi dengan  shalawat nariyah yang syirik.
  Tahlil sendiri bertentangan dengan hadis sbb:
"مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ" رَوَاهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ،
Barang siapa yang bikin perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak termasuk di dalamnya  maka tertolak . HR Bukhari dan Muslim .



[1] Al haj 22

[2] An Najem 36-41
Artikel Terkait

3 komentar:

  1. Di Karawang Pak Kyai, saudara teman saya sampe harus jual sawah buat ngadain tahlilan, abis itu langsung jatuh miskin. Ini namanya sudah jatuh, tertimpa tangga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apabila iya bisa menghilangkan kesedihannya dengan tahlilan kenapa dilarang. keluarga yg meninggal akan merasa senang jika banyak yang mendo'akan. Tahlilan atas kemauan keluarga yang berduka bukan orang lain. secara tidak langsung keluarga yg berduka memberi sedekah makanan kepada orang lain tentunya mendapat nilai pahala donk. salahnya dimana ?
      Miskin harta lebih baik daripada miskin hati. Bukankah rejeki yang sebenarnya adalah yang dimakan dan disedekahkan, sedangkan yang disimpan adalah calon rejeki (harta) karena tidak bernilai pahala, dan bisa saja hilang bahkan tidak dibawa mati, hanya yang bernilai pahalalah yang dibawa keakhirat, seperti kewajiban kita memberi makan tubuh ini dan bersedekah.

      Hapus
    2. Karena tahlilan itu tidak ada dalilnya, dan ikut ajaran Hindu bukan ajaran Islam dan jangan menyerupai orang kafir

      Hapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan