Rabu, Oktober 24, 2012

Polemik tentang siksa kubur ke 4

Polemik tentang siksa kubur ke 4


ulumuddin attimi mengatakan..
قال الإمام الحافظ ابن الملقن (ت 804) - رحمه الله تعالى - في "الإعلام بفوائد عمدة الأحكام" في شرح حديث عبد الله بن عباس - رضي الله عنهما - في مرور النبي - صلى الله عليه وسلم - بقبرين ووضعه الجريدة عليهما،
قال رحمه الله: فيه دلالة على إثبات عذاب القبر وهو مذهب أهل السنة وجمهور المعتزلة كما ستعلمه، وهو ما يجب اعتقاد حقيقته، وهو ما نقلته الأمة متواترا. فمن أنكر عذاب القبر أو نعيمه فهو كافر، لأنه كذّب الله تعالى ورسوله في خبرهما. اهـ من "الإعلام بفوائد عمدة الأحكام"، جـ 1 ص 516. بتحقيق: عبد العزيز المشيقح
Berdasarkan hadis Nabi SAW lewat di dua kuburan, lalu lalu pelepah kurma di tancapkan kepada keduanya.
Ibn Mulaqqin menyatakan: Hadis tsb menunjukkan adanya siksa kubur. Itulah madzhab ahlus sunnah dan kebanyakan kaum muktazilah sebagaimana yang akan kamu ketahui. Itu yang wajib di percaya hakikatnya. Dan ia telah dikutip oleh ummat secara mutawatir. Barang siapa ingkar siksa kubur dan kenikmatannya maka  dia kafir. Sebab dia membohongkan kepada kabar Allah dan rasulNya .
……….kitab al i`lam bifawaid umdatil ahkam. 516/ 1 tahkik Abd Aziz al musyaiqih.
Komentarku ( Mahrus ali): 
Keberadan siksa kubur dengan hadis itu jelas tidak kuat. Sebab hadis itu tidak populer di kalangan sahabat. Perawinya di kalangan tabiin hanya Mujahid saja. Dan di kalangan sahabat yang tahu hadis itu hanya satu orang. Hadis itu tidak di ketahui oleh Khulafaur rasyidin dan istri – istri Rasulullah SAW, lalu bagaimana bisa di katakan mutawatir. Kelik kembali disini:
Klik lagi disini:
Kalau memang maksud siksa kubur itu hanya di tampakkan api neraka  saja,maka ini benar. Bukan dipukuli sama malaikat dll. Ingatlah ayat ini:
النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir`aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. Ghafir 46
Firaun dan bala tentaranya saja tidak di siksa dan hanya api neraka di tampakkan padanya, apalagi kita kaum muslimin.Lalau ayat mana yang menetapkan siksa kubur.  
Begitu juga ayat yang menyatakan mayat sama tidur, kafir maupun mukmin sbb:
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ ْالأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ قَالُوا يَاوَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ  إِنْ كَانَتْ إِلاَّ  صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan merekaMereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami Surat Yasin

Jadi orang yang percaya siksa kubur akan ingkar dengan dua ayat itu dan ini berbahaya sekali. 


Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di panahnya.
 




Artikel Terkait

3 komentar:

  1. tapi saya pernah baca diblog ini ustadz, nabi saw berdoa meminta perlindungan dari siksa kubur...disini hadist tsb diriwayatkan sahih...hanya sy lupa judulnya apalagi tahun dan bulannya...sy cari lg ustadz pdhal br kemaren sy baca...bsk saya laporkan lg...

    BalasHapus
  2. 1. Saya sering melihat antum mendhoifkan hadits pada muslim apakah kaidah yang antum pakai dalam jarh wa ta’dil siapa syaikh antum dan siapa salaf antum yang antum ikuti.
    2. Apakah hanya dengan sekedar tertulis di taqrib atau tahdzib atau perkataan ibn main atau abi hatim ada salah satu mengatakan mudalis terus antum dhoifkan, sementara kita harus melihat mana jarh mufasar dan mana ta’dil mufassar dan mana yang lebih mufassar. Dan siapa kaidah yang antum ikuti? Apakah sekedar keyakinan anda sendiri? Kalau seperti itu dibandingkan para ulama jarh wa tadil? Siapa sih kita? Siapa sih saya? Siapa sih antum?
    3. Apakah anda ikut manhaj albani atau rabi’ atau arnauth atau muhsin abbad atau bin baz atau ahmad syakir atau basyar awwad atau abdul baqi atau yang lain2?
    4. Atau dari mutaqoddimin apakah anda ikut dzahabi atau ibn hajjar atau abu zurrah atau abi hatim atau ijli atau atsram atau ibn qotthon atau ibn hibban atau bukhori atau muslim atau manhaj nasai atau yang lain2?
    5. Dan juga siapa syaikh antum dalam ilmu hadits atau yang lain-lain?
    6. Saya sebelumnya minta maaf bukan bebrarti menyerang antum tapi ini merupakan bab amanah ilmiyyah yang harus kita jaga dan juga bab menasihati dalam haq.
    7. Saya termasuk yang respek terhadap amar ma’ruf nahi munkar antum dan juga saya orang yang masih belajar masih pemula lagi belum tahu ini itu wallohu a’lam ilmu ana mungkin jauh dari antum dan juga ana orang yang anti pemerintah thagut dan juga sufi dan juga musyrikin yang lain hanya saya kadang mengganjal dianda dalam kaedah jarh wa ta;dil dan itu sangat penting karena mempengaruhi shahih dhoifnya hadits.
    8. Dan saya minta selipan doa antum semoga diberikan oleh alloh swt ilmu yang bermanfaat.
    9. Insya alloh suatu saat ana berkunjung kerumah antum.
    10. Jazakalloh khoiron katsiron
    11. Jangan memeakai hawa nafsu tolong dalam meradd apa yang saya kasihkan tolong sebutkan semua riwayat yang ana tulis ke pembaca agar kita semua tidak menjadi dai dholal.
    12. Kalau anda memang ingin tashih dan tadhif hadits tolong jelaskan thuruq takhrij , mukhorriz, aqwalul ulamam fi jarh wa ta’dil baru tentukan shahih dan dhoif.
    13. Kalau tidak emang siapa anda? Menshahihkan dan mendhaifkan sekehendak hawa nafsu!!!!
    14. Anda mengatakan hadits adzab kubur hanya dari jalan mujahid mujahid ibn jabr.

    Wassalamualaikum Wr Wb

    BalasHapus
  3. Untuk ulumuddin attimi
    Belajarlahlagi, jangan fanatik figur, kamu nanti tidak mengerti kesalahan dirimu dan figurmu. Kirimanmu akan saya kaji seluruhnya, mengingat waktu saya masih subuk, jadi masih saya simpan. Suatu saat akan saya keluarkan semuanya dan bantahannya.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan