Sabtu, Desember 31, 2011

Hukum zikir nasional di tahun baru sama dengan tahlil


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Peserta merasa puas mengikuti Dzikir Nasional. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, acara Dzikir Nasional kali ini dinilai lebih meriah dan khusyuk.
Ini seperti pengakuan H Syahrul Arifin (60). Syahrul yang telah tiga tahun berturut-turut mengikuti acara ini mengatakan acara Dzikir Nasional tahun ini semakin bagus. Dia pun mengatakan acara Dzikir Nasional semakin memantapkan keimanannya.

Hanya saja Syahrul menilai akan lebih baik lagi jika acara semacam ini juga dilakukan saat tahun baru Muharram. "Sebaiknya sebagai umat Islam, kita meriahkan tahun baru Muharram," ujar Sayhrul.

Hal senada disampaikan Dea (38). Dia mengakui tahun ini Dzikir Nasional yang diadakan Republika lebih meriah. Ustadz-ustadz pengisi tausiah pun dinilai lebih berbobot. Dea juga mengakui merasa lebih dekat dengan Allah SWT seusai mengikuti Dzikir Nasional.
"Rasanya lebih dekat saja, jadi banyak introspeksi diri," tutur Dea.
Redaktur: Didi Purwadi
Reporter: Gita Amanda

Komentarku ( Mahrus ali ):
  Tahun baru kali ini bukan tahun baru Islam tapi tahun baru kafir, di rayakan dengan kedurhakaan atau kebaikan tetap fungsinya bukan untuk mengagungkan syi`ar Allah tapi syi`ar kafir atau setan. Dan orang kafir dan setan – setan manusialah yang  memang suka dengannya. Karena itu, bila di isi dengan zikir nasional, atau lokal, hakikatnya bukan hayalan lagi  sama dengan  tahlilan. Aslinya  menghormati hari pertama , kedua sampai ke tujuh adalah budaya Hindu lalu dikasih dengan zikir bersama. Jadi hukum zikir Nasional di tahun baru kafir itu sama dengan tahlilan setelah kematian atau dzikir nasional di hari valentine. 
03 Des 2011
2. Dalil-Dalil tahlil dari kiyai ahli bid`ah dan jawaban. K Nasiruddin dari Malaysia.3.Komentar Syafii. tentang tahlil.4.Bid`ah bikin kesyirikan. CD ke VII :PENGAJIAN DI SUMSEL, Daftar isi: 1. Riwayat hidupku dan guru- guruku ...
21 Feb 2011
Tahlil dan selametan. Di tulis oleh H Mahrus ali : Dalam salah satu blog Muslim or id terdapat keterangan sbb : Akhukum Fillah Oct 17, 2008, 9:29 menulis : Pembaca sekalian yang semoga selalu mendapatkan taufik Allah ...
  
29 Mar 2011
Sebagian pihak yang mati-matian membela ritual ibadah bid'ah menangkis lawannya dengan menyergah: membaca surat Yasin, membaca Tahlil, melakukan ziarah kubur atau ritual sejenis kok dilarang?! Itu, kan, sunah! ...
24 Jun 2011
Yaasiin, atau dzikir, Tahlil, atau shadaqah, atau Qadha puasanya dll, itu semua sampai ... Seluruh dalil itu tiada kaitannya dengan pengiriman Fatihah atau tahlilan. Imam Syafii saja- Imammu yang kamu tentang , bukan imam ...

11 Agt 2011
muhammad irfan mengatakan... Menghadiahkan Fatihah, atau Yaasiin, atau dzikir, Tahlil, atau. shadaqah, atau Qadha puasanya dll, itu semua sampai kepada Mayyit, dg Nash yang Jelas dlm Shahih Muslim. hadits no.1149 ...

Pesta Kembang Api Tahun Baru untuk menyenangkan setan dan pengikutnya

JAKARTA l SURYA Online - Malam ini, sekitar 70.000 warga Jakarta yang datang ke Monas akan disuguhi dengan pesta kembang api selama sembilan menit atau setara dengan 900 ledakan. Hal ini berbeda dari perayaan malam Tahun Baru sebelumnya di Monas.
Wakil Walikota Jakarta Pusat, Fatahillah, mengatakan bahwa setelah sekian lama Monas menjadi salah satu titik keramaian saat malam pergantian tahun, baru kali ini akan diselenggarakan pesta kembang api di Monas. Karena itu, pengunjung diperkirakan akan lebih banyak daripada tahun sebelumnya. “Perayaan malam Tahun Baru kali ini ada kembang api berukuran 1,2 inchi di Monas. Ini dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” ujar Fatahillah, di Monas, Jakarta, Sabtu (31/12/2011).
Pesta kembang api tersebut akan berlangsung tepat pada pukul 00.00 nanti. Sementara itu, tablig akbar yang juga digelar di Monas dan mengundang banyak massa dan dimulai pada pukul 20.00 WIB dan selesai pada pukul 22.00 WIB. “Tablig Akbar ini harusnya selesai pukul sepuluh. Untuk antisipasi juga agar warga yang habis tablig akbar dan mau pulang tidak susah keluar,” ujar Fatahillah.
Seperti diberitakan sebelumnya, di Jakarta, tercatat ada total 16 titik pesta kembang api yang menjadi tradisi perayaan malam tahun baru. Diantaranya adalah Pantai Karnaval Ancol, Pantai Hotel Mercure Ancol, La Piazza Kelapa Gading, Summarecon Tangerang, Rooftop Mall Alam Sutra Tangerang, Fx Lifestyle, Parkir Timur Senayan, Hotel Borobudur, Aston Marina Ancol, Rooftop Mall of Indonesia, Museum Keprajuritan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Hotel Cristal Jakarta Selatan, Setiabudi One, Rasuna Epicentrum, Plaza Ring of Floor Serpong dan Teras Kota Bumi Serpong Damai.
Sumber : kompas.com
Editor : Heru Pramono
Sumber:http://www.surya.co.id/2011/12/31/pesta-kembang-api-tahun-baru-di-monas

Judul asli: Pesta Kembang Api Tahun Baru di Monas


Komentarku ( Mahrus ali ):
   Aneh, unik, tapi realistis, ketika lebaran Idul fitri,  polisi banyak bukan sedikit melarang, merazia petasan bukan memperbolehkannya  atau membiarkannya. Malah pabrik petasan di geledah dll. Namun ketika tahun baru kafir bukan tahun baru islam, pemkabnya yang mengadakan pesta kembang api, alias menggunakan petasan, bukan melarang  Idialnya, bukan  jalan terburuk  tidak begitu.  Seolah ada diskriminasi antara  kekufuran dan keislaman, antara tahun baru kafir dengan idul fitri. Pada hal mayoritas, bukan minoritas rakyat Indonesia adalah muslim, bukan kafir.
         Pesta Kembang Api Tahun Baru tiada perintahnya dalam Islam, barang kali ada perintahnya dalam ajaran kufur. Ia merelakan non muslim dan membencikan orang yang konsis kepada tuntunan hadis atau Quran bukan koran.Lihat ayat sbb:
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.[1]
 Dan barang siapa yang mengagungkan bukan meremehkan syi`ar setan bukan syi`ar Allah, maka termasuk memiliki hati yang berani pada Allah bukan takwa kepadaNya.


[1] Al haj 22

Jumat, Desember 30, 2011

Haul Gus dur untuk mendekat ke setan bukan kepada Allah

KEDIRI | SURYA Online - Kesenian barongsai dan hadrah pentas bareng pada haul Gus Dur yang digelar kaum Gusdurian dan Paguyuban Lintas Masyarakat (PALM) di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri Jawa Timur, Jumat (30/12/2011).
“Barongsai dan hadrah sengaja kita pentaskan bersama, karena menjadi simbol dari budaya multikultur dan etnis yang ada di Indonesia,” ungkap Imam Subawi,SAg, Ketua Gusdurian Kota Kediri.
Selain kedua kesenian itu, kata Imam, panitia juga menggelar temu budaya antar elemen multikultural yang ada di Kota Kediri. Kesenian yang ikut memeriahkan di antaranya seni jemblung serta seni tetabuhan lesung.
Dengan menghadirkan kesenian jemblung dan lesung, diharapkan kedua kesenian tradisional itu tetap lestari. Kesenian jemblung sendiri sekarang sudah semakin jarang mendapat order tanggapan pentas.
Dijelaskan Imam Subawi, kegiatan mengenang mantan Presiden Indonesia ini selalu menampilkan kesenian dan budaya multikultur. Sebab Gus Dur dikenal sebagai Bapak Pluralisme Indonesia, yang mempelopori kebebasan berekspresi melalui seni dan budaya.
Imam berharap dengan merajut kebersamaan antar elemen masyarakat yang berbeda, para pengagum Gus Dur dapat terus melestarikan serta meneruskan ajaran dan perjuangannya.
Bertindak sebagai pembicara atau tutur konco Gus Dur pada acara haul pengasuh Ponpes Lirboyo KH Imam Yahya Makrus, pengusaha Amin Junaidi serta Pendeta Timotius Kabul. Acara diakhiri dengan doa bersama untuk nusantara.
Penulis : didik mashudi
Editor : Adi Agus Santoso
Komentarku ( Mahrus ali ):
   Haul yang seperti itu bermaksud bukan untuk mencari rida Allah, tapi simpatisan di kalangan manusia yang munafikin, mufsidin ( yang suka berbuat kerusakan  di muka bumi ) bukan orang yang konsis dengan ajaran al quran dan suka berbuat kebaikan untuk masarakat di bawah kolong langit.
Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa[1]. Barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi.
Komentarku ( Mahrus ali ):
    Barongsai murni tarian cina  bukan tarian jawa, tapi di ketengahkan di negri Indonesia, bukan tarian Jawa yang di tampilkan di negri China. Tarian barongsai mendatangkan kemungkaran, kedurhakaan, para pemainnya  tidak mengindahkan ajaran Islam. Pakai tetabuhan, kadang perempuan yang menabuh itu, Ia akan mendatangkan penonton yang campur baur antara lelaki dan perempuan. Ia budaya china yang kufri bukan Islami dan ia juga bukan budaya Islam.
Baca lagi disini:
03 Des 2011
CD ke XXV ( Gusdur kekasih atau musuh Allah ). CD ke XXVI ( Gusdur kekasih atau musuh Allah. CD ke XXVII , DAFTAR ISI : Munajat Gusdur. Tata cara berdoa; Mati mesti bawa iman; Pro kontra tentang ijtihad. CD ke XXVIII . ...



 

Aisyah - istri Rasulullah - di Neraka Jahannam

Syiah Madura Putar Balikkan Fakta

Jumat, 30/12/2011 15:48 WIB | Arsip | Cetak
Tuduhan Tajul Muluk bahwa Sekte Syiah selama ini mendapatkan tekanan dan terror dari umat muslim di Madura, ditampik oleh KH. Ali Karrar. Ulama Kharismatik dari Madura ini mengatakan bahwa fakta itu dibalik oleh Tajul.
“Yang benar mereka (Syiah) yang selalu mengusik ketenangan Sunni. Ibarat ladang, mereka selalu berusaha untuk menanam ladang milik orang lain,” katanya kepada Eramuslim.com, Jum’at (29/12).
Mengenai adanya seratusan pengikut Syiah di Madura, Kyai Ali Karrar mengatakan bahwa mereka pada dasarnya adalah orang tidak faham. Kyai juga mensinyalir ada aliran dana yang digelontorkan Tajul kepada para pengikutnya. “Mereka ini orang enggak ngerti, tapi butuh uang itu,”ujar Kyai Ali.
Para ulama sendiri meminta dengan tegas bahwa tuntutan mereka harus dipenuhi, “Bahwa faham Syiah harus angkat kaki dari Madura,” ujarnya.
“Kami juga meminta aparat untuk menjaga keamanan, tidak saja bicara,” tambahnya yang sempat kecewa mengapa Tajul Muluk masih saja dibiarkan aparat datang ke Madura.
Kyai Ali Karrar menambahkan bahwa perbedaan antara Sunni dan Syiah sudah masuk wilayah ushul. Para pemeluk sekte Syiah tidak bisa mendompleng nama MUI untuk menyatakan bahwa mereka tidak sesat. Karena Ahlusunnah mengakui kekholifahan Abu bakar, Umar dan Utsman. Tapi Syiah sebaliknya.
“Yang kedua, kami Ahlussunah meyakini Al Qur’an yang sudah ada di dunia ini adalah Al Quran yang aseli tidak boleh dikurangi dan ditambahi walau hanya satu huruf. Tapi menurut Syiah Al Qur’an yang ada sekarang ini bukan yang aseli,” pungkasnya. (Pz)
Komentarku ( Mahrus ali ):
  Salut sekali bukan  nentang dengan keputusan ulama Medura sbb:
Para ulama sendiri meminta dengan tegas bahwa tuntutan mereka harus dipenuhi, “Bahwa faham Syiah harus angkat kaki dari Madura,” ujarnya.
       Saya punya filem dlm video ada seorang ulama Syi`ah berdoa agar Allah melaknat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafshah ( keduanya istri Rasulullah SAW, bukan musuhnya )
     Bahkan ulama  bernama Yasir al Habib yang syi`ah sudah berani menyatakan Aisyah istri Nabi SAW  sekarang di Neraka Jahannam, Lihat di link ini:
http://www.youtube.com/watch?v=yRyqscRd6aY
   Yasir al Habib menyatakan bahwa Aisyah pendusta, jelek ahlaknya, tak punya adab terhadap Rasulullah SAW, perkataan nya  sangat jelek.
  Komentarku ( Mahrus ali ):
   Mana dalilmu dari Al Quran, juga boleh dari hadis  bahwa Aisyah di Neraka Jahannam?. Bila kamu tidak bisa mencarikan dalil, maka perkataanmu itu nonsen belaka, ber arti kamu berpendapat tanpa dalil, dan  ini kedustaan yang harus di hindari bukan kejujuran yang harus di jalankan. Allah berfirman:
قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar".[1]
      Dalam link tersebut juga juga ada keterangan  seorang pemuda yang membaca syair yang menghina, meremehkan Aisyah sebagai istri Rasulullah SAW.  Apakah mereka tidak mengerti bahwa Aisyah dan Hafshah  sebagai istri Rasulullah SAW yang di sucikan, lihat ayat:
قال عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ اْلبَيْتِ قَالَ نَزَلَتْ فِي نِسَاءِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ عِكْرِمَةُ مَنْ شَاءَ بَاهَلْتُهُ إِنَّهَا نَزَلَتْ فِي نِسَاءِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاصَّةً,
     Dari ikrimah dari Ibnu Abbas tentang ayat:
إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ اْلبَيْتِ
Ia diturunkan untuk  istri – istri  Nabi , lalu  Ikrimah berkata ; Barang siapa  yang mau, aku ajak mubahalah > ia  di turunkan untuk  istri – istri Nabi    secara  husus, 

و حَدَّثَنِي سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّاءَ بْنِ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ أَبِيهِ ح و حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ ح و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّاءَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ غَدَاةٍ وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعَرٍ أَسْوَدَ
…………….Dari Aisyah ra berkata: Nabi   keluar  pada suatu pagi dengan mengenakan  kain bergambar dari bulu hitam, ( Tanpa tambahan  kisah kemul kepada Ali, Hasan ……………………… 
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ قَالَتْ قَالَتْ عَائِشَةُ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةً وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعْرٍ أَسْوَدَ فَجَاءَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ جَاءَ الْحُسَيْنُ فَدَخَلَ مَعَهُ ثُمَّ جَاءَتْ فَاطِمَةُ فَأَدْخَلَهَا ثُمَّ جَاءَ عَلِيٌّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
………….Dari Aisyah ra berkata: Nabi   keluar pada suatu pagi dengan mengenskan kain bergaris hitam  dari bulu, lalu Hasan bin Ali datang  dan di masukkan ke dalam kain itu, lalu Husain datang dan di masukkan ke dalamnya, lalu Fatimah datang lalu  dimasukkan kedalamnya, lantas Ali, lalu di masukkan kepadanya  lalu beliau bersabda:
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Dalam riwayat pertama perawi Zakariya tidak menjelaskan bahwa dia mendengar hadis tapi dia meriwayatkan  dengan kalimat  dari ………….
Pada  riwayat pertama yang di riwayatkan oleh anak Zakariya  tidak di jelaskan hadis menyelimuti keluarga  Ali
Namun dalam riwayat kedua yang  di riwayatkan oleh Muhammad bin Basyir mengetengahkan kisah menyelimuti keluarga Ali
Sudah jelas bahwa  Yahya bin Zakariya lebih  tepat hapalannya dan lebih mantap  di samping  anaknya  sendiri,
Bila anda berkata  tambahan  perawi terpercaya  bisa di terima, maka  bisa di jawab, benar begitu bila tambahannya sedikit, Tapi bila tambahannya  satu kisah yang sempurna, sudah tentu seorang perawi tidak akan lupa padanya, kecuali bila dia  syi`ah dan  ini jelas jauh karena Yahya adalah orang Kufah,
 
 Apakah mereka itu bodoh atau pura – pura bodoh  atau bukan orang alim ngaku alim, apakah mereka itu tidak paham bahwa Aisyah adalah ummahatul mukminin  sebagaimana ayat:
وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًاذَلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا
Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (boleh) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.[2]
   Bagaimana mereka ngaku senang kepada Rasulullah SAW dengan menyakiti istri – istrinya untuk membela Ali bin Abu Thalib. Pada hal selama hidupnya Ali tidak pernah menyatakan bahwa Aisyah di neraka Jahannam, begitu juga seluruh sahabat atau Rasulullah SAW sendiri.
 


[1] Namel 64
[2] Alahzab 53

Penipuan sarkub com

Tawassul Imam Abu Hanifah Kepada Rasulullah SAW

December 10th, 2011 Luqman Firmansyah



Qasidah ini berisi tawassul Imam Abu Hanifah dengan Rasulullah. Beliau mencurahkan puji-pujian, rasa rindu, dan kecintaan yang suci kepada Rasulullah.
توسل الإمام أبي حنيفة رضي الله عنه بالنبي الحبيب محمد صلى الله عليه وسلم

يـا سيـد السـادات جئـتـك قـاصـدا أرجــو رضــاك و أحتـمـي بحمـاكـا
و الله يـاخـيـر الـخـلائـق ان لـــي قـلـبـا مـشـوقـا لا يـــروم سـواكــا


و بـحـق جـاهــك انـنــي بـــك مـغــرم و الله يـعـلـم أنـنــي أهـواكــا
أنـت الـذي لــولاك مــا خـلـق امــرؤ كــلا و لا خـلـق الــورى لـولاكـا

أنت الذي من نـورك البـدر اكتسـى و الشمـس مشرقـة بنـور بهاكـا
أنت الذي لمـا رفعـت الـى السمـا بـك قـد سمـت و تزينـت لسراكـا

أانــت الــذى نــا داك ربــك مرحـبـا ولـقـد دعــاك لقـربـه وحـبــا كـــا
أنـت الـذى فيـنـا سـالـت شفـاعـة نــاداك ربــك لــم تـكـن لسـواكـا

أ نــت الــذى لـمـا تـوسـل آدم مـــن زلـــة بـــك فـــاز وهـــوأ بـاكــا
وبــك الخلـيـل دعــا فـعـادت نــاره بــردا وقــد خـمـدت بـنـور سنـاكـا

ودعــاك أ يــوب لـضــر مـســه فـأزيــل عـنــه الـضــر حـيــن دعـاكــا
وبـك المسيـح أتـى بشيـرا مخبـرا بصـفـات حسـنـك مـادحـا لعـلاكـا

وكـذاك موسـى لـم يـزل متوسـلا بـك فـى القيامـة محـتـم بحمـاكـا
والأ نبيـاء وكـل خلـق فـى الـورى والرسـل والأ مـلاك تحـت لــوا كــا

لـك معجـزات أعجـزت كـل الـورى وفضائـل جلـت فلـيـس تـحـا كــى
نـطـق الــذراع بسِـمـه لــك معلـنـا والـضـب قــد لـبـاك حـيـن أتـاكــا

والـذئـب جــاءك والغـزالـة قـدأتـت بــك تستجـيـر وتحتـمـى بحمـاكـا
وكذا الوحوش أ تـت إليـك وسلمـت وشكـى البعيـر إليـك حيـن رآكـا

ودعـوت أشـجـارا أتـتـك مطيـعـة وسمـعـت إلـيـك مجيـبـة لـنـدا كــا
والمـاء فـاض براحتيـك وسبحـت صـم الحصـى بالفضـل فـى يمنـاكـا

وعليك ظللـت الغمامـة فـى الـورى والجـذع حـن إلـى كريـم لقـا كـا
وكـذاك لا أثـر لمشيـك فـى الثـرى والصخـر قـد غاصـت بـه قدمـا كـا

وشفيـت ذا العاهـات مـن أمراضـه ومـلات كــل الارض مــن جـدواكـا
ورددت عيـن قتـادة بـعـد العـمـى وابــن الحصـيـن شفيـتـه بشفـاكـا

وكــذا حبـيـب وابــن عـفـر بعـدمـا جـرحـا شفيتهـمـا بلـمـس يـداكـا
و علـي مـن رمـد بــه داويـتـه فــي خيـبـر فشـفـى بطبـيـب لمـاكـا

وسألـت ربـك فـي ابـن جـابـر بعـدمـا أن مــات أحـيـاه وقــد أرضـاكـا
و مسست شاة لأم معبد بعدما ما نشفت فدرت من شفاكـا رقياكـا

و دعوت عـام القحـط ربـك معلنـا فانهـال قطـر السحـب حيـن دعاكـا
ودعـوت كـل الخلـق فانقـادوا الــى دعــواك طـوعـا سامعـيـن نـداكـا

و خفضت دين الكفـر يـا علـم الهـدى ورفعـت دينـك فاستقـام هناكـا
أعداك عادو في القليب بجمعهـم صرعـى وقـد حرمـوا الرضـا بجفاكـا

فــي يــوم بــدر قــد أتـتـك مـلائـك مــن عـنـد ربــك قاتـلـت أعـداكـا
و الفتـح جـاءك يـوم فتحـك مكـة و النصـر فـي الأحــزاب قــد وافـاكـا

هـود و يونـس مـن بهـاك تجمـلا و جمـال يوسـف مـن ضيـاء سناكـا
قــد فـقـت يــا طــه جمـيـع الأنبـيـا طــرا فسبـحـان الــذي أسـراكــا

و الله يـا يسيـن مثلـك لـم يكـن فــي العالمـيـن و حــق مــن نبـاكـا
عـن وصفـك الشعـراء يـا مدثـر عـجـزوا و كـلـوا عــن صـفـات عـلاكـا

انجيل عيسـى قـد أتـى بـك مخبـرا و لنـا الكتـاب أتـى بمـدح حلاكـا
مـاذا يقـول المادحـون ومـا عسـى أن تجمـع الكتَـاب مــن معنـاكـا؟!

و الله لــو أنَ الـبـحـار مـدادهــم و الـشـعـب أقـــلام جـعـلـن لـذاكــا
لــم تـقـدر الثـقـلان تجـمـع نــزره أبــدا و مــا اسطـاعـوا لــه ادراكــا

بــك لــي فــؤاد مـغـرم يــا سـيـدي و حشـاشـة محـشـوة بـهـواكـا
فــاذا سـكـتُ ففـيـك صمـتـي كـلـه و اذا نـطـقـت فـمـادحـا علـيـاكـا

و اذا سـمـعـت فـعـنـك قـــولا طـيـبـا و اذا نـظــرت فـمــا أرى الاَكـــا
يـا مالكـي كـن شافعـي فـي فاقتـي انـيِ فقيـر فـي الـورى لغنـاكـا

يـا أكـرم الثقليـن يـا كنـز الغنـى جـد لـي بجـودك و ارضنـي برضـاكـا
أنـا طامـع بالجـود منـك و لـم يكـن لأبـي حنيفـة فـي الأنـام سـواكـا
 فعسـاك تشفـع فـيـه عـنـد حسـابـه فلـقـد غــدا متمسـكـا بعـراكـا
فلأنـت أكـرم شافـع و مشـفـع ومــن التـجـى بحـمـاك نــال رضـاكـا

فاجعل قراى شفاعة لي في غد فعسى أرى في الحشر تحت لواكا
صلـى عليـك الله يـا علـم الـهـدى مــا حــنَ مشـتـاق الــى مثـواكـا

و علـى صحابتـك الـكـرام جميعـهـم و التَابعـيـن و كــلَ مــن والاكــا


كتب أبو حنيفه هذه القصيدة ليتقرب بها من رسول الله صلى الله عليه و سلم، و لينشدها بين يديه في أثناء زيارته ، و لم يطلع عليها أحد.
فلما وصل الى المدينة المنورة، سمع المؤذن ينشدها على المئذنة،! فعجب من ذلك و انتظر المؤذن.
فسأله: لمن هذه القصيدة؟!.
قال:لأبي حنيفة.
قال: أتعرفه؟.
قال: لا.
قال: و عمن أخذتها؟!.
قال: في رؤياي أنشدها بين يدي المصطفى صلى الله عليه و سلم، فحفظتها و ناجيته بها على المئذنة.
فدمعت عينا أبي حنيفة

Berikut terjemahan tulisan bagian akhir:

Qasidah ini ditulis oleh Imam Abu Hanifah untuk mendekatkan diri kepada Rasulullah (artinya untuk mengungkapkan kerinduan, kecintaan, dan pujian terhadap Rasulullah), ia berniat hendak membacakan bait-bait syair tersebut di hadapan makam Rasulullah di tengah ziarah kepadanya nanti, dan bait-bait syair ini sebelumnya tidak pernah diketahui oleh siapapun.
Kemudian, ketika Imam Abu Hanifah sampai di Madinah al Munawwarah tiba-tiba beliau mendengar seorang mu’adzin melantunkan bait-bait syair tersebut. Sang Imam sangat heran, lalu beliau menunggu mu’adzin tersebut selesai. Setelah selesai Imam Abu Hanifah bertanya: “Siapakah pemilik qasidah yang engkau lantunkan itu?”
Mua’dzin menjawab: “Itu adalah qasidah milik Abu Hanifah”.
Sang Imam bertanya: “Apakah engkau kenal dengan Abu Hanifah?”
Mu’adzin berkata: “Tidak”.
Sang Imam: “Lalu dari siapa engkau mendapatkan qasidah tersebut?”
Mu’adzin: “Aku mendapatkannya di dalam mimpiku, aku mendendangkan qasidah tersebut di hadapan Rasulullah hingga aku menjadi hafal, maka aku jadikan qasidah ini untuk meminta pertolongan kepada Rasulullah di atas tempat adzan ini”.
Mendengar penjelasan ini Imam Abu Hanifah meneteskan air matanya….

“Semoga anda yang memperjuangkan aqidah Rasulullah yang telah diperjuangkan oleh Imam Abu Hanifah kelak dapat melihat Rasulullah dalam mimpi; bahkan dalam keadaan jaga dan meninggal dalam keadaan iman yang sempurna dan khusnul khatimah. Amiin.”


Komentarku ( Mahrus ali ):
  Itulah mode kedustaan, bukan kejujuran Tim Sarkub bukan Tim penulis LBMNU Jember. Sudah berapa kali, dan masih banyak yang belum mereka bikin kedustaan kepada publik. Sy`air – syair itu bukan karya Abu Hanifah, bukan dia pembacanya, lalu  Tim Sarkub bisa mengklaim bahwa Syair itu karya Abu Hanifah.
Mana refrensinya, tidak disebutkan. Loh kok bisa di katakan: Kasidah  Abu Hanifah itu dari mana asal usulnya. Dan kapan kasidah itu mulai di ciptakan, tanpa di sebutkan. Lalu di klaim bahwa Abu Hanifah melakukan tawassul dengan dalih kasidah itu ciptaannya.

 
الشريف الشافعي
04-14-2007, 08:36 AM
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

قد يقال: هذه القصيدة جننتني...
إسلوب القصيدة ليس إسلوب هذا القرن الثاني الهجري في نظم
الشعر.. لكن أجد البعض قد ذكر أنها للإمام أبو حنيفة،
Kadang di katakana: Metode kasidah ini bukan uslub abad dua hijriyah ini dalam menyusun syair. Tapi aku menjumpai sebagian orang menyebut  ini kasidah Imam Abu Hanifah.

Komentarku ( Mahrus ali ):
    Syarif Syafii menyebutkan ia di sebutkan karya Imam Abu Hanifah adalah perkataan tanpa refrensi, tanpa rujukan sama sekali. Mestinya ada rujukan yang akurat untuk menetapkan bahwa kasidah itu milik Imam Abu Hanifah.


وبعض أبياتها موجوده في كتاب "التحفة المرضية في الأخبار القدسية"، والأبيات مذكورة كلها في كتاب "جواهر الأشعار والأخبار" للشيخ عبد القادر المليباري، وهي اشتهرت باسم القصيدة النعمانية،
Sebagian bait syairnya  terdapat dalam kitab al tuhfah al matdhiyah fil akhbar al qudsiyah. Bait  tersebut seluruhnya di cantumkan dalam  kitab “ Jawahir al asy`ar wal akhbar “ karya  Syaikh Abd Qadir al Malibari . Ia terkenal dengan nama Kasidah an nu`maniyah.

Komentarku ( Mahrus ali ):
  Apakah kitab Jawahir al asy`ar itu yang di maksud kitab sbb:

Informasi bibliografi


Judul
جواهر الاشعار وغرائب الحكايات والاخبار
Penulis
Penerbit
مكتبة الملك فهد الوطنية - الرياض, 1939



 Memang kurang jelas di situ, kemana mengarah pernyataan Syarif Syafii .


 وذكر بيتين منها أبو محمد الويلتوري في "ابتغاء الوصول لحب الله بمدح الرسول" ص89 وعزاها إلي كتاب "التحفة المرضية في الأخبار القدسية" والبيتان الذي ذكرهما هما:
Abu Muhammad al wilturi menyebutkan dua bait dalam kitab Ibtihgoul wushul lihubbillah bimadhir rasul “. Hal 89 , lalu di nisbatkan kepada kitab al tuhfah al murdhiyah fil akhbar al qudsiyah ,.   Dua bait tsb sbb:


أنت الذي لولاك ما خلق امرؤ كلا ولا خلق الوري لولاك
أنت الذي لما توسل آدم من زلة بك فاز وهو أباك
Engkau adalah orang yang bila engkau tidak di ciptakan, maka tiada orang yang di ciptakan, bahkan seluruh manusia………… seandainya  engkau tidak ada.
  Engkau adalah orang yang Adam bertawassul kepadamu karena ada kesa;ahan lalu dia bahagia sedang dia adalah ayahmu.

Komentarku ( Mahrus ali ):
  Tentang nabi Adam bertawassul itu memang ada hadisnya tapi lemah sekali. Bacalah lagi disini:
27 Jun 2011
Untuk Nabi Adam bertawassul itu landasannya lemah dan tidak usah di gubris , begitu juga Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkan tawassul pada mayat . Para sahabatpun mengikuti Rasulullah SAW dan tidak pernah ...
22 Apr 2011
Hadis tentang Nabi Adam bertawassul dengan Muhammad di riwayatkan oleh Al Hakim dalam kitab Mustadrak 4278 , hal 672/2 lemah karena ada perawi Abd rahman bin zaid bin Aslam lemah kata Ibnu hajar dan Dzahabi ...


لكن لما رجعت إلي كتاب "المستطرف لكل فن مستظرف" للأشبيهي المتوفي 854 هجرياً تحديداً الجزء الأول من كتابة صحيفة 491 عندما كان يتحدث عمن مدحوا سيدنا النبي صلَّى الله عليه وآله وسلم
 Tapi ketika aku merujuk ke kitab al mustathraf likulli fannin mustadhraf  karya al asybihi, wafat 854 H pada juz pertama  hal 491 ketika berbicara tentang orang – orang yang memuji  sayyidina Nabi SAW.
وذكر بعضهم وبعض أشعارهم، وجدته أنه نسب القصيدة للسان الدين ابن الخطيب، وقوله بالنص كالتالي:
Dia menyebut sebagian mereka dan sebagian syairnya. Saya jumpai dia menyebutkan bahwa Kasidah  di atas karya Lisanuddin Ibn Khathib. Perkataan beliau sedemikian:
ولما حججت وزرته تطفلت على جنابه المعظم وامتداحته بأبيات مطولة وأنشدتها بين يديه بالحجرة الشريفة تجاه الصندوق الشريف وأنا مكشوف الرأس وأبكى من جملتها:

  Ketika aku menjalankan haji lalu aku berkunjung kepada Nabi , aku ikut memuji beliau dengan beberapa bait yang panjang. Aku nyanyikan di muka beliau di kamar yang mulia dimuka peti yang mulia. Saya saat itu tidak mengenakan tutup kepala dan aku juga menangis di antara  syairnya …………………………( sebagaimana yang di cantumkan di atas).

KOmentarku ( Mahrus ali )
 Siapakah Lisanuddin Ibn Khathib, kita lihat dalam keterangan sbb:
   إنباء الغمر بأبناء العمر - (ج 1 / ص 31)
محمد بن عبد الله بن سعيد بن عبد الله بن سعيد بن أحمد بن علي السلماني اللوشي الأصل الغرناطي الأندلسي، لسان الدين بن الخطيب، كان أبوه يخدم بني الأحمر على مخازن الطعام، وكان بارعاً فاضلاً، مات سنة إحدى وأربعين وسبعمائة،
Dia bernama Muhammad bin Abdillah bin Sa`id bin Abdillah bin Sa`id bin Ahmad bin Ali assalmani allausyi  Al Ghurnathi al andalusi – Lisanuddin bin Al Khathib. Ayahnya melayani banul ahmmar di toko makanan.  
Dia berbudi luhur, terampil, ia meninggal pada tahun tujuh ratus empat puluh satu. [1]

  Untuk Imam Abu Hanifah, maka ada keterangan sbb:
التاريخ الكبير - (ج 8 / ص 81)
قال أبو نعيم مات أبو حنيفة سنة خمسين ومائة
   Abu Nuaim berkata” Abu Hanifah meninggal dunia pada tahun 150 H.   At tarikh al kabir 81/8

   Jadi antara lisanuddin dan Abu Hanifah sekitar jarak  591 tahun. Bukan jarak yang dekat, bukan hanya seratus tahun, tapi hampir enam ratus tahun, Dari sini jelas Sarkub tidak mengetahui sejarah syair itu , lalu bagaimanakah bisa di katakana bahwa syair itu karya Imam Abu Hanifah? Tiada jawabannya kecuali ngawur, atau meniru kesalahan atau mengutip saja tanpa di kaji ulang.  Apalagi kisah di atas tambah kedustaan yang harus di hilangkan, bukan kejujuran yang harus disebarkan, Syair tersebut banyak kesyirikan di dalamnya dan akan saya bahas pada suatu saat…………………bersambung.




[1] Inba`ul umur bi abnail umur  31/1