Sabtu, April 30, 2011

سَأَلْتُكَ يَا غَفَّارُ عَفْوًا وَتَوْبَةً

Di tulis oleh H Mahrus ali


 Dalam istighosah biasanya juga di baca kalimat sbb :


سَأَلْتُكَ يَا غَفَّارُ عَفْوًا وَتَوْبَةً
وَبِالْقَهْرِ يَا قَهَّارُ خُذْ مَنْ تَحَيَّلاَ × 3
Saya mohon pada Mu  wahai Tuhan yang Maha Pengampun  untuk pengampunan dan tobat
Dan dengan sifat keperkasaan  , wahai Tuhan yang Maha perkasa , ambillah  orang yang berupaya jelek ( balaslah ) .
Bacaan tsb setahu saya mengada – ada , bid`ah sekali , tidak ada  sahabat , para nabi  atau ulama  salaf yang membacanya . Ia tidak kami dapatkan dalam kitab – kitab yang kami miliki . Saya sulit sekali mengetahui siapakah yang menyusunnya  . Ia  setahu saya dari kitab perdukunan  yaitu  Sayamsul ma`arif dan saya tahu bagaimana  karakter orang yang selalu membacanya  yaitu suka membuka  kitab perdukunan  , suka mutih , suka  bikin jimat  atau tirakatan .
Ada bacaan yang baik dalam hal ini yang berdasarkan dalil sbb :
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ
Robbighfirlii watub alayya  innaka antat tawwaabul ghofuur
Wahai Tuhanku !  Ampunilah aku  , berilah tobat kepadaku . Sesungguhnya  Engkau Maha Menerima tobat  lagi Maha Pengampun [1]
        Agar selamat dari kaum yang zalim bacalah doa Nabi Musa sbb :
gendam.  Boleh juga membaca doa ini :
‏ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ‏
"Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu


[1] HR  Tirmidzi  3434

Dengan sejuta laa haula walaa quwwata



Di tulis oleh H Mahrus ali

Dalam istighosah terdapat kalimat janggal sbb:

حَصَّنْتُكُمْ بٍالْحَيِّ اْلقَيُّوْمِ الَّذِي لاَ يَمُوْتُ أَبَدًا وَدَفَعْتُ عَنْكُمُ السُّوْءَ بِاَلْفِ اَلْفِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ‏ الْعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ
Saya membentengi kalian  dengan Allah Yang maha hidup , Maha  Mengatur  yang tidak mati selamanya . Aku menolak kejahatan dari mu  dengan   sejuta laa haula walaa quwwata illa billah .
Kami telah mencari bacaan tersebut, kami ingin tahu siapakah yang mengarang permulaan kali, kami tidak menjumpainya . Kami cari di seluruh kitab hadis, akidah  atau kitab kitab dzikir yang kami miliki, ternyata kami  juga sia – sia  belaka .Di seluruh kitab – kitab fatwa  mulai dari koleksi fatwa ulama Najed , Syekh Muqbil al wadi`i , komisi fatwa Saudi yang di pimpin  oleh Syekh Abd Aziz bin Baz, Syekh Utsaimin, Assyanqithi , Saleh bin Fauzan dan hampir seluruh kitab fatwa , termasuk fatwa ulama  al azhar di Kaero  ternyata  tidak ada satupun kitab yang mencantumkannya. Kami menggerutu di hati , masak ulama  Indonesia sekian  banyaknya   senang sekali  mengambil  wiridan untuk diri dan umatnya dari  kitab perdukunan  Syamsul ma`arif . Saya menjumpainya   di kitab kumpulan yasinan  , istighosah dan tahlil terbitan tunggal perkasa .
    Maksud bacaan tersebut membikin benténg atau melindungkan kamu sekalian  dengan Allah yang Maha hidup lagi Maha Mengatur . Ini bacaan  sudah tepat .  Ya`ni cocok dengan ajaran dalam al Quran dalam tata cara minta perlindungan  sebagaimana  ayat :
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْءَانَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.[1]
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.[2]
Ada hadis sbb:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْنَاهُ يَقُولُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثُمَّ قَالَ أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللَّهِ ثَلَاثًا وَبَسَطَ يَدَهُ كَأَنَّهُ يَتَنَاوَلُ شَيْئًا فَلَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلَاةِ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ سَمِعْنَاكَ تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ شَيْئًا لَمْ نَسْمَعْكَ تَقُولُهُ قَبْلَ ذَلِكَ وَرَأَيْنَاكَ بَسَطْتَ يَدَكَ قَالَ إِنَّ عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي وَجْهِي فَقُلْتُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قُلْتُ أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللَّهِ التَّامَّةِ فَلَمْ يَسْتَأْخِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَرَدْتُ أَخْذَهُ وَاللَّهِ لَوْلَا دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ لَأَصْبَحَ مُوثَقًا يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ *
Dari Abuddarda` berkata: Rasulullah saw melakukan salat, lalu kami mendengarnya berkata:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ   أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللَّهِ
Auudzu billahi minka, al`anuka bila`natillah,  artinya : Aku berlindung kepada Allah darimu. Aku mela`natmu dengan laknat Allah . x3
Rasulullah saw mengulurkan tangan seolah menggapai sesuatu. Ketika selesai salat, kita berkata: Wahai Rasulullah ! Sungguh kami mendengar suatu bacaan yang belum anda baca sebelum itu, dan kami juga melihat anda mengulurkan tanganmu.
Rasulullah saw menjawab: Sesungguhnya musuh Allah Iblis datang kepadaku dengan membawa obor, lalu di dekatkan ke wajahku . aku membaca:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ . أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ . أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ
Auudzu billahi minka, Auudzu billahi minka, Auudzu billahi minka.
Lantas aku baca:
أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللَّهِ التَّامَّةِ, أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللَّهِ التَّامَّةِ, أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللَّهِ التَّامَّةِ
Al anuka bila`natillahit taammati, Al anuka bila`natillahit taammati, Al anuka bila`natillahit taammati,
Saya mela`natmu dengan la`nat Allah yang sempurna. X3 tapi belum mundur. Aku ingin mengambilnya, demi Allah bila tiada doa saudaraku Sulaiman , akan terikat sampai pagi dan akan dibuat mainan anak – anak di kota Medinah. [3]  Lemah Sanadnya terdapat Muawiyah bin Saleh perawi terpercaya yang sering keliru. [4]
 Untuk bagaian yang kedua melindungkan kamu sekalian dengan sejuta  laa haula walaa quwwata illa billah , saya tidak menjumpai dalilnya. Boleh saya katakan  bid`ah .Tiada satupun  para nabi atau sahabat atau ulama  salaf yang membacanya  apalagi mengajarkannya . Saya bisa menyatakan   kalimat tersebut  syirik karena  membikin perlindungan  tidak kepada Allah tapi dengan huruf  laa  haula wala quwwata  . Ini mestri . Dalam arti siapakah yang memulainya  atau mengarangnya  atau mendapat ilham dari Iblis.  Sepengetahuan  saya ya  begitu .




[1] Annakhel 98
[2] Fusshilat 36
[3] HR Muslim 542. Imam Muslim berkata: Muhammad bin Salamah Al Muradi bercerita kepada kami, Abdullah bin Wahab bercerita kepada kami  dari Muawiyah bin Saleh berkata: Robi`ah bin Yazid bercerita kepada kami  dari Idris Al Khoulani dari Abuddarda` ……………..
[4] Mausuah ruwatil hadis  6762

Jumat, April 29, 2011

Syirik dalam istighosah

 Di tulis oleh H Mahrus ali

Dalam istighosah biasanya di baca kalimat sbb :
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتيِ أَدْرِكْنِي يَارَسُوْلَ الله
Allahumma sholli alaa sayyidinaa Muhammad  qad dhoqot hiilatii adriknii ya rasullallah
Ya Allah berilah rahmat kepada sayyiduna Muhammad , sungguh  upayaku telah sempit bantulah aku wahai Rasulullah .
  Dalam buku saya yang best seller berjudul  Mantam Kiyai NU Menggugat dzikir dan sholawat Syirik , kalimatnya tidak begitu tapi begini :
الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكَ ياَ رَسُوْلَ الله  ضَاقَتْ حِيْلَتيِ أَدْرِكْنِي يَارَسُوْلَ الله
Assholatu wassalaamu alaika ya Rasululloh, dhooqot hiilatii adriknii yaa rasululloh
Sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepadamu wahai Rasulullah ! upayaku telah habis, tolonglah aku wahai rasululloh !

    Kalimat terahir saya terima ijazah dari teman saya seorang habib di Bangil ketika  saya menjadi guru di PP  Yapi Bangil . Dia menyatakan bahwa bila kamu menghadapi kesulitan , jangan ragu  , ada doa mujarrab  yang sudah di coba  banyak orang dan sangat ampuh .
     Walaupun demikian , mulai di Bangil sampai di Mekkah   atau di Tambak Sumur Waru , saya tidak ingin melakukannya  . Tidak  terketuk dalam hatiku untuk menjalankannya . Pada hal dlm istighosah  bacaan tersebut  merupakan menu wiridan  di dalamnya .  Sholawat tersebut di katakan syirik karena minta – minta kepada Rasulullah SAW waktu kesulitan  sebagaimana  di kisahkan dalam ayat :
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun selobang biji kurma. [1]
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui [2]
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُون
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (do`a) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do`a mereka?[3]
   Sholawat tersebut syirik, rugi orang yang membacanya dan seluruh pahala kebaikannya akan  terhapus. Allah berfirman :
  لئن أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. ( 65 Azzumar )

Dalam istighosah juga di baca sholawat Nariyah / syrik. Sbb:
اللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً دَائِمَةً وَسَلِّمْ سَلاَماً تَامّاً عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ العُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُناَلُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَتُقْضَى بِهِ الحَوَائِجُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الغَماَمُ بِوَجْهِهِ الكَرِيِمِ عَدَ دَ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُومٍ لَكَ
  Allahumma sholli sholaatan daaimah   wasallim salaaman tamman  alaa sayyidinaa Muhammadinil ladzii tanhallu bihil uqodu watanfariju bihil kurobu watunaalu bihir raghooibu   watuqdhoo bihil hawaaiju wahusnul khowatim  wayustasqal ghomaamu biwajhihil  kariimu  adada  kulli lamhatin  wanafasin ba adadi  kulli ma`lumin .
Ya  Allah berikan rahmat yang langgeng  dan  kesejahteraan yang sempurna kepada  sayyidina  Muhammad  yang dengannya  segala ikatan lepas (  segala kesulitan akan terselesaikan bukan dengan Allah)  dan segala  kesedihan akan lenyap karenanya ( jadi bukan karena  pertolongan , rahmat  atau karunia Allah )  , dan  dengan Nabi Muhammad  segala  cita – cita tercapai , segala kebutuhan  akan di raih  , husnul khotimah dan  awan menurunkan hujan  dengan nya ( dengan wajahnya Nabi Muhammad yang mulia  )  sejumlah tiap kedip atau  senafas  dan sebanyak  seluruh apa yang Engkau ketahui
    Kesyirikan sholawat tersebut telah kami terangkan di buku karya kami : Mantam kiyai NU menggugat  dzikir dan sholawat Syirik “. Bacalah di situ anda akan memahami beberapa hal baru dalam masalah kesyirikan .
   Kalimat bihi maksudnya dengam Muhammad segala kesulitan , penderitaan akan lenyap. Bila di baca akan membikin kita syirik.  Sebab kebahagiaan datang atau penderitaan yang menimpa kita sebetulnya  seluruhnya dari Allah . Allah berkehendak untuk menyenangkan orang atau membikinnya  sedih . Allah berfirman :
وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُمْ إِذَا لَهُمْ مَكْرٌ فِي ءَايَاتِنَا قُلِ اللَّهُ أَسْرَعُ مَكْرًا إِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُونَ مَا تَمْكُرُونَ
Dan apabila kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan Kami. Katakanlah: “Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)”. Sesungguhnya malaikat Kami menuliskan tipu dayamu.[4]
Di ayat lain , Allah berfirman :
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.[5]
Sholawat tersebut telah kami cari refrensinya , dan siapakah yang mulai mengedarkannya , ternyata  tiada satupun kitab yang mencantumkannya . Saya  bisa menemukan  sholawat nariyah itu  di kitab kumpulan  tahlil , yasinan , istighosah . Jadi bisa di ambil kesimpulan bahwa  di Timur tengah mulai zaman Nabi SAW   hingga era sekarang belum ada  yang mengamalkan sholawat tersebut sekalipun sholawat itu menu ahli bid`ah tiap harinya . Seolah ia sebagai  pintu rahmat Allah . Begitulah manusia karena  tidak belajar ilmu agama   , lalu sesat mengaku benar. Dan inilah yang paling tidak menguntungkan diri  didunia maupun diakhirat.
     Bila kalimat bihi dalam sholawat tersebut di baca bihaa , maka  maksudnya segala kebutuhan tercapai dan kesedihan lenyap dengan membaca sholawat itu . Hal ini boleh di katakan tawassul bil `a`mal tapi bila di teliti artinya   maka su`ul adab pada Allah . Yaitu membaca sholawat pada nabi dengan sarat agar selala kesedihan dan kesulitannya   di hilangkan . Jadi beribadah dengan sarat tertentu pada Allah .





[1] Fathir 12
[2]  ( Fathir 13-14 )
[3] Al ahqaf 5
[4] Yunus 21
[5]  Azzukhruf 32

Masing – masing punya dalil

 Di tulis oleh H Mahrus ali
                                
gitcu aja ko' repot"
pada Monday, 12 May 2008 10:52Oleh el_macky
yang menggugat kan mantan kiai NU, bukan kiai NU nya. Kalo mantan kiai kan belum tentu sekarang masih jadi kiai, ada mantan gubernur yang sekarang jadi terpidana ko'. Kalo sudah punya dalil masing-masing, kenapa harus diributkan c?? apa untungnya ?? malahan bisa jadi buntung, hehe...so, yang perlu di teliti adalah fakta di lapangan, karena meskipun sudah diajari yang benar, terkadang seseorang bisa keliru menerapkan ajaran tersebut, itu yang perlu diluruskan. Peace n Piss Dab..!!

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Inilah komentar ilham  di Buntet pesantren org.

Tentang mantam kiyai NU , mantam kiyai ahli bid`ah , lalu pindah ke kiyai ahli hadis telah saya bahas di bahasan yang lalu . Kalau pindah menjadi maling , dan mantam maling pindah menjadi pembunuh , maka itu hanya di lakukan oleh  orang durja , dan perilakunya tidak terkendali dengan ajaran hadis atau al Quran.
Kalau di katakan , masing  - masing punya dalil dan masing – masing mengaku benar , maka perlu saya katakan , hampir  semua orang merasa  dirinya benar dan tidak mau di salahkan . Orang kristiani mengaku bahwa dirinya benar dan punya hujjah , orang kong hucu juga begitu dan orang budha tidak mau di katakan sesat dan mereka akan mengaku masuk ke surga dan di ridai oleh Allah . Tapi ingat , surga – surga an .  bahkan ahli bid`ah ngaku benar. Pengikut  thoriqat syadziliyah , Kholwatiyah , Naqsyabandiyah juga mengaku benar . Kita ingin selamat , kita harus ittba` total dan bertakwa kepada Allah ,  Jadi mana ajaran yang punya dalil dan cocok dengan prilaku para sahabat itulah yang benar

Komentarku :
Lihat ayat berikut :
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.[1]

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.[2]
  Ayat tersebut menunjukkan bergolong – golong dalam agama termasuk kesesatan. Karena Rasulullah SAW  tidak bertanggung jawab kepada mereka, sekalipun pendukungnya mengaku benar .
 Kita ingin selamat , kita harus ittba` total dan bertakwa kepada Allah,  Jadi mana ajaran yang punya dalil dan cocok dengan prilaku para sahabat itulah yang benar , karena ada hadis :
حَدِيثُ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ خَيْرَكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ قَالَ عِمْرَانُ فَلاَ أَدْرِي أَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ قَرْنِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثَةً ثُمَّ يَكُونُ بَعْدَهُمْ قَوْمٌ يَشْهَدُونَ وَلَا يُسْتَشْهَدُونَ وَيَخُونُونَ وَلَا يُؤْتَمَنُونَ وَيَنْذِرُونَ وَلَا يُوفُونَ وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ * 
 Diriwayatkan dari Imran bin Husain r.a katanya: Rasulullah  S.A.W.   bersabda: Sesungguhnya yang terbaik dari kalangan kamu ialah sezaman denganku, kemudian orang yang hidup setelah zamanku, setelah itu orang yang hidup setelah mereka. Imran berkata: Aku tidak mengetahui apakah Rasulullah  S.A.W.   menyebut selepas kurunnya sebanyak dua atau tiga kali. Selepas itu datang satu kaum yang bersaksi tanpa diminta  dan berkhianat , tidak bisa dipercayai, yang suka bernazar tetapi tidak melaksanakannya dan banyak yang gemuk [3]
Hindari golongan ahli bid`ah sebagaimana  di anjurkan oleh banyak ulama .





[1] Al an`am 159
[2] Arrum 32
[3] Muttafaq alaih , Bukhori 2457

Membaca Hubungan Misterius Para Pejabat dengan NII KW9








Aprizal Rahmatullah - detikNews

Jakarta - Keberadaan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW9) sudah lama dikenal akrab dengan pejabat dan penguasa. Bahkan NII KW9 tak jarang mendapat kunjungan 'khusus' penguasa.

Pengamat Sejarah Darul Islam/NII Solahudin mengatakan, mengapa keberadaan NII KW9 tetap eksis saat ini salah satunya karena memang dipelihara oleh penguasa. Eksistensi NII KW9 yang mempunyai banyak pengikut membuat politikus tertarik untuk 'bersahabat'.

"Banyak kasus kedekatan dengan para politisi dan penguasa dan para penguasa. Ada kedekatan Al Zaytun dengan Soeharto. Karena ada gedung di dalam pesantren itu namanya Muhammad Soeharto. Penguasa mengerti betull bahwa NII memiliki basis," kata Solahudin saat diskusi 'Polemik Trijaya' di restoran warung daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/4/2011).

Sebagai contoh, Solahudin menceritakan saat Wiranto menang mutlak di pesantren Al Zaytun pada Pilpres 2004 lalu. "Kenyataannya kalau Wiranto menang seratus persen di Al Zaytun. Ya itulah kenyataannya," jelasnya.

Solahudin tidak menampik NII KW9 sengaja dipelihara oleh penguasa karena memang memiliki kader dengan basis yang kuat. Kekuatan kader ini yang memancing pejabat atau siapa saja secara politik sangat menguntungkan.

"Memang Al Zaytun ini ada hubungan yang misterius dengan politisi dan penguasa. Kenapa bisa cukup dekat? Lebih pada sebuah kekuatan politik yang dianggap signifikan," imbuhnya.

Sayangnya, kata Solahudin, sikap pragmatis penguasa itulah yang justru membuat masalah NII KW9 semakin besar. Dampak keutuhan Pancasila dan korban-korban NII KW9 seharusnya menjadi prinsip pemerintah dan penguasa menentukan sikap yang tegas.

"Justru semestinya penguasa atau pejabat menekan agar NII KW 9 ini tidak malah menyebar. Karena akan sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI," tegasnya.

Aktivis Moderat Muslim Society Zuhairi Misrawi menambahkan, pemerintah harus memastikan agar penanganan NII KW9 bebas dari kepentingan. Jangan sampai, pemerintah memelihara atau bahkan membiarkan korban NII berjatuhan.

"Ini yang harus dipertanyakan. Apa memang NII KW9 ini dipelihara penguasa? Saya rasa harus ada tindakan tegas untuk mereka (NII)," tambahnya.

Komentarku ( Mahrus ali ) :
NII itu sekedar simbol untuk menkut nakuti orang untuk mendirikan negara Islam , maksudnya agar negara Jahiliyah yang menggunakan undang – undang  peninggalan penjajah ini tetap eksis . Ini salah satu strategi orang – orang durja . Boleh jadi NII itu di rawat oleh Inteljen sendiri , gunanya untuk menangkapi aktivis muslim sebagaimana kasus teroris di mana – mana  sejatinya bukan untuk bela Islam , tapi bela agama – agama yang batil. Dengan adanya kasus terorisme , banyak kalangan kaum muslimin di curigai lalu pesantren akan di geledah >Ia mirip dengan komando jihad yang lalu

Din Nilai Ada Pejabat yang Bela & Pelihara NII KW 9


Jumat, 29/04/2011 19:39 WIB

Didi Syafirdi - detikNews

Jakarta - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai ada kesan pembiaran dan pemeliharaan NII KW 9 di Indonesia. Hal itu dilakukan oleh pejabat atau pun mantan pejabat negara.

"Itulah yang kami nyatakan dalam pernyataan bersama adanya pembiaran dan bahkan pemeliharaan. Pembiaran sebagian besar seperti isu islam radikal DI/ TII, NII, Komando Jihad pernah dijadikan komoditas politik oleh rezim yang berkuasa untuk mendiskreditkan umat Islam," ujar Din kepada wartawan di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Jakarta, Jumat (29/4/2011).

Din meminta pemerintah SBY mengambil sikap tegas terhadap keberadaan NII KW 9. Karena selama ini, menurut Din, ada sejumlah pejabat tinggi yang terkesan memelihara "organisasi" itu.

"Kasus NII ini ada pembelaan dari pejabat, mantan penjabat terhadap lembaga, institusi figur, yang bahkan memberi peluang kepercayaan diri figur tersebut untuk berkembang. Pejabat tingkat pusat, nggak bisa disebut satu-per satu. Saya juga lupa nama mereka karena banyak urusan," tuturnya.

Ia mengimbau pemerintah tidak main-main menyoal NII KW9. Karena kalau dibiarkan, menurut Din, justru bisa menimbulkan ancaman yang lebih besar.

"Kami imbau agar pemerintah jangan kembangkan hal seperti itu karena sangat riskan bisa menimbulkan ancaman terhadap integritas bangsa. Pemerintah harus tangani masalah NII dengan sungguh-sungguh sesuai dengan hukum yang berlaku," imbaunya.


Komentarku ( Mahrus ali ) :
Pada prinsipnya, musuh – musuh islam itu  tidak suka mereka terpencil atau ajaran mereka tersingkirkan lalu di ganti dengan sariat Islam yang membudaya . Allah telah berfirman :
)وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللهُ  وَاللهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.[1]

Di ayat lain , Allah juga menjelaskan sbb:

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللهُ  وَاللهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.[2]

Mereka bikin siasat  untuk menghabisi Rasulullah r  yang menjadi kekasih dan utusan yang di percaya.  Sudah tentu , Allah bikin siasat pula untuk memberikan kemenangan kepada kekasih dan orang – orang yang beriman dengannya  , lalu mampuslah kaum kafir dan  tinggal sejarah hitamnya belaka  dan pemerintahan mereka juga telah berahir dan telah gulung tikar .



[1] Ali imran 54
[2] Al anfal 30

Kamis, April 28, 2011

اَلَّلهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ


lagu – lagu yang biasanya di baca sebelum salat menggunakan kalimat sbb:
اَلَّلهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَهُدًى وَرَحْمَةْ اَلَّلهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلاَوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارْ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْن "
 Ya Allah , belas kasihanilah aku karena al Quran . Jadikanlah al Quran sebagai imamku , petunjuk dan rahmat . Ya Allah , ingatkan aku dengan nya  bila aku lupa  dan ajarilah aku apa yang aku tidak mengerti dari padanya . Berilah aku bisa membaca waktu malam dan siang . Jadikanlah dia hujjah bagiku wahai Tuhan seru sekalian alam [1]
 Dasar  bacaan tersebut dari hadis sbb:

 كَانَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ عِنْدَ خَتْمِ اْلقُرْآنِ اَلَّلهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَهُدًى وَرَحْمَةْ اَلَّلهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلاَوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارْ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْن "
Ketika hataman al Quran , Rasulullah SAW selalu membaca doa  tsb di atas .
HR  Abu Mansur al Mudhoffar bin Husain Al arjani  tentang keutamaan al Quran ,  dan Abu Bakar bin Ad dhohhak  dalam  kitab asy syama`il . Keduanya dari jalur Abu Dzar Al Harowi dari riwayat Dawud bin Qais – Hadis mu`dhol  ( lemah sekali )
   Jadi orang yang membaca doa tsb menandakan  tidak pernah belajar hadis , atau termasuk golongan ahli bid`ah atau memang belum tahu bahwa hal itu tidak ada landasan  hadisnya . Hadisnya  juga sangat lemah .  Kalimat  :   Ya Allah belas kasihanilah aku dengan Al quran , sama dengan kalimat belas kasihanilah aku  dengan nabi atau belas kasihanilah aku dengan syekh Abd Qadir al Jailani. Jadi ajaran  bid`ah tsb menjadikan al quran sebagai  perantara  agar mendapat rahmat Allah .  Ini menyalahi perintah Allah agar kita berdoa kepadanya  dengan langsung . Allah berfirman :
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu berdoa kepada  seseorangpun di dalamnya di samping berdoa kepada Allah.[2]
Saya sampai kini belum menjumpai tuntunannya  dan lebih baik tidak melakukannya  karena buat apa menjalankan  bid`ah
 Ada juga  doa yang bid`ah lagi  dan bertawassul dengan al Quran dalam doa tahlil sbb :
  :
اَلَّلهُمَّ  كَمَّا خَصَّصْتَنَا بِكِتَابِكَ اْلكَرِيْمِ وَهَدَيْتَنَا إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ أَصْلِحْ بِهَ ِمنَّا جَمِيْعَ مَا فَسَدَ وَطَهِّرْ بِهِ مِنّاَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ الَّلهُمَّ اشْرَحْ بِالْقُرْءَانِ صُدُوْرَنَا وَيَسِّرْبِهِ أُمُوْرَنَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْرَنَا وَحَسِّنْ بِهِ أَخْلاَقَنَا وَوَسِّعْ بِهِ أَرْزَاقَنَا وَنَوِّرْبِهِ قُبُوْرَنَا
Allaahumma kamaa khash-shashtanaa bikitaabikal kariimi wa hadaitanaa ilaa shiraathikal mustaqiim, ashlih bihii minnaa jamii’a maa fasada wa thah-hir bihii minnaa maa zhahara wa maa bathan. Allaahummasy-rah bil-qur-aani shuduuranaa wa yassir bihii umuuranaa wa-a’zhim bihii ujuuranaa wa hassin bihii akhlaaqanaa wa wassi’ bihii arzaaqanaa wa nawwir bihii qubuuranaa.
Ya Allah sebagainana engkau khususkan pada  kami dengan kitab-Mu yang mulia, perbaikilah segala yang rusak pada  kami dengannya, dan sucikanlah dengannya apa yang nyata dan tersembunyi bagi kami. Ya Allah, lapangkanlah dada kami dengan AI-Quran, gampangkanlah urusan kami dengannya, agungkanlah pahala kami dengannya, bagusilah akhlak kami dengannya, lapangkanlah rezeki kami dengannya, terangilah kubur kami dengannya.
Saya katakan : . Tawassul dengan nabi atau wali yang sudah terkubur tidak diperkenankan  , apalagi tawassul dengan al Quran. Memang al Quran itu kalamullah  tapi apakah ada perintah agar kita bertawassul dengannya ketika berdoa , dan sejauh pengetahuan saya , saya tidak menjumpai Rasulullah SAW atau sahabat yang berdoa  seperti itu . Karena itu , kita lebih baik tidak melakukannya  dari pada kita menjalankan  bid`ah yang ada kemungkinan mengarah kepada syirik
                                             




[1] Takhrij ahaditsil ihya` , bab 873. juz 2/ Hal 373 . lemah sekali

[2] Jin 18

Muammal vs LBM Jember

Di tulis oleh H Mahrus ali


19-03-2008
ABU TOMANG menulis :
  buat Nahdliyyin-Nahdliyyat, santae bro...!!!

KH Muammal Hamidy, Penulis Kata Pengantar pada buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik, hadir dalam debat terbuka yang digelar di ruang Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) kemarin. Namun, saat itu juga, ia mengakui jika dirinya tak paham dan tak menguasai masalah.

Muammal mengakui ada yang salah dalam menulis kata pengantar. Ia mencontohkan perihal ber-tawassul (berdoa melalui perantara) yang dinilai H Mahrus Ali (penulis buku tersebut) sebagai perbuatan syirik (menyekutukan Allah). Padahal, para ulama ternama yang menjadi rujukan umat Islam dunia hingga sekarang, juga pernah melakukannya.

Alumus pertama Jami’ah Islamiyah, Madinah, Arab Saudi, itu, akhirnya mengakui jika dirinya salah. Tak hanya itu. Ia pun mencabut keterangan yang ada dalam buku itu dan menganggapnya tidak pernah ada serta menandatangani pernyataan kesalahan itu.

Kesalahan lain yang dilakukan Muammal adalah ia mengakui kalau belum membaca seluruh isi buku itu. Padahal, dalam keterangan sebelumnya, ia mengakui kalau sudah membaca semuanya.

Mengetahui hal itu, Abdul Basith, pemandu acara tersebut, akhirnya menghentikan debat terbuka yang tak berimbang itu.

Sebelumnya, pokok bahasan pada debat terbuka itu hanya difokuskan pada dua hal: tawassul dan istighosah. Hal itu dilakukan lantara Muammal memang diketahui tak terlalu menguasai masalah.

Hampir seluruh dasar-dasar yang disampaikan Muammal dibantah KH Abdullah Syamsul Arifin, Ketua Tim Lembaga Bahsul Masail Pengurus Cabang NU Jember, Jatim. [1]

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kalau saya memantau dari awal hingga akhir debat antara KH Muammal vs LBM Jember itu lewat vcd  , saya bisa menyimpulkan bahwa LBM Jember saat itu tidak memenangkan debat di aula pasca Sarjana IAIN Surabaya itu . Setahu saya , berkali – kali dalil yang di sampaikan oleh KH Abdullah Syamsul arifin itu sudah di nyatakan lemah oleh Pak Muammmal, tapi tidak di gubris. Karena itu, Pak Muammal tidak menyatakan tawassul pada mayat atau minta- minta pada orang mati  di perbolehkan . Pak Muammal tetap menyatakan di larang bertawassul dengan mayat atau minta minta padanya. Karena keduanya itu barang baru dan tidak di contohkan oleh Rasulullah SAW .Dan saya tidak mengetahui para sahabat menjalankannya.  Jadi belum bisa di katakan saat itu ,Muammal di nyatakan kalah.
Dalil yang di pakai oleh KH Abdullah Syamsul arifin sbb:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  أَنَّهُ خَدِرَتْ رِجْلُهُ ، فَقِيْلَ لَهُ  : اُذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ (صلى الله عليه وسلم) ، فَكَأَنَّمَا نَشِطَ مِنْ عِقَالٍ ".
Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya kaki Ibnu Umar mati rasa,lalu di katakan kepadanya : Sebutlah orang yang paling kamu cintai , lalu dia b ilang : Ya Muhammad SAW  seolah dia lepas  dari tali  HR Bukhari dalam kitab al adabul mufrad.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Al albani menyatakan hadis tsb lemah  , Dhoif adabul mufrad  148/964  dari Abd Rahman bin Sa`d  berkata : …………………..  Ia  juga lemah , Al kalimut thoyyib 236 , bahkan ada yang dari Mujahid , tapi palsu , lihat di al kalimut thoyyib 173/1. Bahkan  dalam al adzkar linnawawi 305/1 di katakan lemah  sanadnya . Sanadnya menurut Ibnus sunni  sbb :
حَدَّثَنيِ مُحَمَّدٌ بْنُ إِبْرَاهِيْمِ اْلأَنْمَاطِي ، وَعَمْرُو بْنُ الْجُنَيْدِ بْنِ عِيْسَى ، قَالاَ : ثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ خَدَّاشٍ ، ثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ بْنِ عَيَّاشٍ ، ثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ السُّبَيْعِي ، عَنْ أَبِي شُعْبَةَ ،
Muhammad bin Ibrahim Al anmathi  menceritakan kepadaku dan Amar bin Al Junaid bin Isa  berkata : Muhammad bin Khaddast bercerita kepada kami  , lalu  berkata : Abu bakar bin Ayyasy , lalu berkata : Abu Ishak  Assuba`I  dari Abu Syu`bah . [2]

وَ قَالَ الْحَاكِمُ أَبُو أَحْمَدَ : لَيْسَ بِالْحَافِظِ عِنْدَهُمْ .
وَقَالَ ابْنُ سَعْدٍ.........
وَ كَانَ ثِقَةً صَدُوْقًا عَارِفًا بِالْحَدِيْثِ وَ اْلعِلْمِ ، إِلاَّ أَنَّهُ كَثِيْرَ الْغَلَطِ .
Al Hakim Abu Ahmad berkata : Dia ( Abu bakar bin Ayyasy ) bukan hafizh menurut mereka .
Ibnu Sa`d berkata : "Abu bakar bin Ayyasy  perawi terpercaya , alim terhadap hadis dan ilmunya banyak hanya saja  sering keliru ". [3]
Perawi Muhammad bin Khaddasy tidak di cantumkan oleh Ibnu Hajar dan Adz dzahabi dalam kitab Tahdzibnya .  Dan dia bukan murid Abu bakar bin Ayyasy .
Lalu siapakah yang menyatakan hadis tsb sahih . Lalu siapakah para  sahabat selain Ibnu Umar yang melakukan seperti itu. Sayang disini  Tim Penulis LBM NU  cabang Jember  tidak mencantumkan sanadnya sehingga bisa di lacak pengakuan  hadis tsb sahih atau tidak . Dari sanad akan ketahuan identitas perawi – perawinya .
Imam Bukhari , Muslim  tidak mencantumkan hadis tsb dalam kitab sahihnya  , Nasai , Abu dawud , Ibnu Majah dan Imam Ahmad tidak meriwayatkan hadis tsb. Saya mencarinya di kitab Sunan Tirmidzi , tapi saya tidak menjumpainya .
Seorang penyair berkata :
وَإِنْ مَذِلَتْ رِجْلِي دَعَوْتُكِ أَشْتَفِي... بِدَعْوَاكِ مِنْ مَذْلٍ بِهَا فَيَهُونُ
Bila kami kebas ( tidak bisa bergerak ) aku memanggilmu ( kekasihku ) , aku berkeinginan sembuh dengan memanggil namamu  dari kaki yang tidak bisa bergerak lalu bisa ringan penyakitnya. [4]
Jadi penyakit sembuh karena memanggil nama kekasih itu tiada  landasan nya dari Al Quran dan hadis . Ia hanya  perkataan seorang penyair . Dan kalimat orang yang paling kamu cintai dalam hadis lemah itu tidak harus nabi Muhammad SAW , mungkin juga kekasihnya yang bukan nabi , baik lelaki atau perempuan.
Orang – orang yang hobby tawassul itu mirip dengan orang – orang syi`ah . DR Sholahuddin dari Syi`ah mengatakan :
وَالتَّوَسُّلُ بِالنَّبِي وَأَهْلِ اْلبَيْتِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ مَشْرُوْعٌ فِي حَيَاةِ النَّبِي وَبَعْدَ وَفَاتِهِ.

Tawassul dengan nabi dan ahlul baitnya adalah di syariatkan baik waktu Nabi SAW hidup atau setelah meninggalnya [5]
فَلَقَدْ رَوَى الْعَدِيْدُ مِنْ عُلَمَاءِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَكَذَلِكَ الشِّيْعَةُ أَنَّ اْلوَسِيْلَةَ هُمُ اْلأَئِمَّةُ الْمَعْصُومُوْنَ مِنْ أَهْلِ اْلبَيْتِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
Sungguh banyak kalangan ulama ahlus sunnah dan syi` ah yang menyatakan  wasilah adalah  imam – imam yang ma`shum dari kalangan ahlul bait  as.

Saya katakan : Saya tidak tahu dalilnya dari al Quran maupun hadis .

Bila banyak  ulama  besar yang melakukan tawassul pada mayat atau minta – minta kepada orang – orang mati , nabi , wali, dukun , maka saya hanya bisa menyatakan , manakah dalilnya yang sahih dari hadis atau al Quran . Bila  ada , saya bisa ikut mereka . Bila tidak ada , maka dikatakan  bid`ah . Bahkan  bisa dikatakan  syirik , karena termasuk minta – minta kepada selain Allah . Pendapat Imam Syafi`I sendiri menurut beliau suruh buang bila bertentangan dengan dalil yang sahih dan hal ini tidak samar lagi bagi orang yang mendalami ilmu agama  atau orang yang ilmunya masih sederhana. 
Lebih jelas bacalah buku sesat tanpa sadar sbb:



[1] http://www.islamuda.com/?imud=forum&menu=baca&id=1209

[2] Amalul yaumi wallailati  319/1
[3] Mausuatuh ruwatil hadis 7985
[4] Tafsir Thobari  304/12 , Nihayatul arib 125/2

[5] Kitab mihwariyah haditsus tsaqalain fil aqidati wal ahkam , karya DR Sholahuddin
32