Minggu, Januari 30, 2011

Manakiban syirik

  Manakiban syirik



Kasidah dibawah ini sering kita dengarkan , yaitu :
عِبَادَ اللهِ رِجاَلَ اللهِ    أَغِيْثُونأَ لأَجْلِ اللهِ  وَكُونُوُ ا عَوْنَناَ لِلهِ   عَسَى نَحْظَى بِفَضْلِ اللهِ
Ibadalloh rijaalalloh aghiitsuunaa li ajlillah . Wakuunuu aunanaa lillahi asaa nahdhoo bifadhlillah .
Wahai hamba – hamba Allah ( yang sudah meninggal dunia ), wahai tokoh – tokoh  agama ( yang sudah wafat )  tolonglah kami  karena Allah. Barang kali  kami  bisa berhasil / mendapat fadhol Allah .
وَياَ أَقْطاَبْ وَياَ أَنْجاَبْ  وَياَ سَادَاتْ وَياَ أَحْباَبْ  وَأَنْتُمْ ياَ أُولِى الأَلبَابْ  تَعاَلَوْا وَانْصُرُوا لله
Wayaa aqthoob wayaa anjaab wayaa saadat wayaa ahbab  wa antum yaa ulil albaab  ta`aalau wansuruu lillah.
Wahai wali – wali Quthub, orang – orang yang di pilih, para sayyid, para  kekasih  dan kalianlah orang – orang yang berakal, kemarilah  dan tolonglah kami  karena Allah .
سَأَلْناَكُمْ سَأَلْناَكُمْ  وَلِلزُّ لْفَى رَجَوْناَكُمْ  وَفِى أَمْرٍ قَصَدْناَكُمْ  فَشُدُّوأ عَزْمَكُمْ للهِ
Sa`alnaakum sa`alnaakum waliz zulfaa rojaunaakum wafii amrin qosodnaakum fasyuddu azmakum lillah.
Kami minta pada kalian  X2 , dan untuk mendekat kepada Allah kami  sekalian berharap kepada kalian, dan setiap perkara  kami  bermaksud  kepada kalian ( kami minta pada kalian ), maka  teguhkan kehendak kalian untuk  Allah.
Mufti Saudi syekh Abdul aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan bahwa doa – doa seperti itu adalah syirik besar, karena termasuk menyembah selain Allah , dan minta sesuatu yang hanya bisa di lakukan oleh Allah . Ia minta – minta kepada mayat dan orang – orang gaib. Ini adalah syirik terjelek. Sebab bangsa dahulu melakukan syirik waktu keadaan senang. [1]

Beliau menyatakan doa  tsb bertentangan dengan dakwah para rasul yang selalu mengajak tauhid sebagaimana ayat :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus  Rasul  pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan ( Rasul - Rasul ).[2]
Di ayat lain , Allah menyatakan :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".[3]
Allah juga menjelaskan tentang Nabi Nuh, Saleh, Hud dan Syuaib ketika mereka berkata kepada kaumnya :
فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).[4]
Inilah tema – tema tauhid yang selalu di bawa oleh para Rasul , kata bin Baz[5]

Kasidah tsb jelas syirik karena minta – minta kepada orang – orang mati,dan hukumnya haram dibaca, bisa menghapus pahala amal perbuatan. Kasidah syirik itu sering di baca , terkadang  setelah azan dan sebelum qamat.  Kadang setelah membaca manaqib dengan suara keras sehingga terdengar di mana – mana. Subhanalloh kesyirikan di masarakat Islam di perdengarkan dengan speaker. Biasanya yang aktif membacanya dari kalangan pengikut thoriqat Qadiriyah atau Naqsyabandiyah. Saya yakin bahwa Syekh Abd Qadir tidak akan membacanya. Anehnya di masarakat  kaum wanita  ikut belaka kepada budaya manakiban.
Di suatu daerah, kasidah itu di baca oleh orang – orang yang punya suara merdu dan lagu yang enak, lalu di iringi dengan gemuruh tahlil yang di baca bersama. Suasana sedemikian membikin hati bisa husyu`, tenang dan tentram dan ingin sekali lagi di adakan acara seperti ini.  Sebagaian guru saya dulu juga membacanya tiap malam jum`at
setelah maghrib dan dia sendiri yang menanggung beban hidangan atau makanannya. Terkadang di undang oleh keluarga sekitarnya untuk suatu selametan dengan membaca manakib terlebih dahulu.
Orang yang sudah fanatik dengan manakib malah menganggap bahwa manakib lebih utama dari pada al Quran apalagi hadis Nabi SAW. Biasanya bila nama syekh Abd qadir jailani di sebut, maka  orang – orang sama diam dengan membaca  fatihah dengan suara pelan. Tapi bila ulama lainnya di sebut sekalipun gurunya sendiri atau para sahabat maka tiada yang membacakan fatihah untuknya. Tentang bacaan fatihan untuk mayat tiada tuntunannya sekalipun telah membudaya di kalangan masarakat. Untuk kalangan Muhammadiyah , salafi dan Darul hadis tidak ada budaya itu , begitu juga di Saudi arabia , tiada yang membaca fatihah untuk mayat. Imam Syafii sendiri menyatakan pahala baca al Quran untuk mayat tidak diperkenankan. Rasul dan para sahabatnya tidak ada yang menghadiahkan fatihah untuk mayat.
Syekh Ibrahim berkata : “ Syekh Abdul wahhab Al warraq , Abu Hafes berkata :
وَقَالَ الَأكْثَرُ لَايَصِلُ إلَىالميِت ثوابُ القِراءةِوانّ ذَلكَ لِفَاعِله
Mayoritas ulama` menyatakan: Pahala baca  Al Quran  tidak akan sampai ke mayat , ia hanya untuk pembaca. [6]
Syekh  Muhammad bin Abd rohman Al Magrabi berkata :
أَمَّا قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ الْعَزِيْزِ فَمِنْ أَفْضَلِ الْقُرُبَاتِ وَأَمَّا إِهْدَاؤُهُ لِلنَّبِي صلى الله عليه وسلم فَلَمْ يُنْقَلْ فِيْهِ أَثَرٌ مِمَّنْ يُعْتَدُّ بِهِ بَلْ يَنْبَغِي أَنْ يُمْنَعَ مِنْهُ لِمَا فِيْهِ مِنَ التَّهَجُّمِ عَلَيْهِ فِيْمَا لمَ ْيَأْذَنْ فِيْهِ مَعَ أَنَّ ثَوَابَ التِّلاَوَةِ حَاصِلٌ لَهُ بِأَصْلِ شَرْعِهِ صلى الله عليه وسلم وَجَمِيْعُ أَعْمَالِ أُمَّتِهِ فِي مِيْزَانِهِ وَقَدْ أَمَرَناَ الله بالصلاة عليه وَحَِثَّ صلى الله عليه وسلم عَلىَ ذَلِكَ
 Membaca  al Quran  termasuk taqarrub pada Allah terbaik, bila pahalanya di hadiyahkan kepada Nabi saw tidak ada hadis yang menjelaskannya dari perawi yang terpercaya. Bahkan layak sekali di larang dan termasuk su`ul adab pada Nabi saw  karena melakukan hal yang tidak di restui oleh Nabi saw. Sekalipun Nabi saw  juga mendapat bagian  dari pahala bacaan  tersebut dan seluruh amal perbuatan umatnya.  Rasul  hanya memerintah kepada kita untuk membaca sholawat kepadanya. [7]
Syekh Husnain Muhammad Makhluf berkata:
-                              مَذْهَبُ الشَّافِعِيَّةِ فِى الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ الْمَحْضَةِ عَدَمُ وُصُوْلِ ثَوَابِهَا إِلَى الْمَيِّتِ وَلَوْ كَانَتْ تَبَرُّعًا كَالصَّلَاةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ.  وَهَذَا هُوَ اْلمَشْهُوْرُ عِنْدَهُمْ
Menurut madzhab syafii dalam ibadah fisik, pahalanya tidak bisa sampai kepada mayat sekalipun suka rela di berikan kepadanya seperti salat , atau baca al Quran . Inilah yang mashur di kalangan mereka.
-                              قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عِنْدَ اْلمَالِكِيَّةِ مَكْرُوْهَةٌ لِلْمَوْتَى
Membaca al Quran untuk mayat menurut madzhab maliki makruh. [8]



Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id atau dengarkan cd pengajianku, jumlahnya  35 keping atau bacalah buku mantan kiyai NU menggugat shalawat dan  dzikir syirik terbitan  Laa tasyuk press






[1] Enceplopedi fatwa Bin Baz , bab : Hukum membaca wirid syirik dan bid`ah.
[2] An Nakhel  36
[3] Al anbiya 25
[4] Al mukminun 32
[5] Enceplopedi fatwa Bin Baz , bab : Hukum membaca wirid syirik dan bid`ah.
[6]  Al mubdi` karya Ibrahim bin Muhammad , terbitan Al maktabul islami  Beirut  281/2.
[7]  Mawahibul jalil karya Muhammad bin Abd rahman  Al maghrobi  terbitan Darul fiker Beirut 545/2.
[8] Fatwa darul ifta` Mesir   682

Komentar orang tentang burdah

-->
  Komentar orang tentang burdah


                                                         
Dalam situs pesantren Sidogiri Pasuruan terdapat keterangan sbb:
Orang tua itu terserang penyakit aneh. Sebagian tubuhnya lumpuh. Ia bermunajat pada ilahi sambil mengucurkan air mata memohon kesembuhan.‎Tak lupa ia  ciptakan sejumlah syair pujian untuk kanjeng Nabi, dengan maksud memohon syafaat.‎

Malam itu rasa kantuk tak dapat lagi ditahan. Hanya rasa kantuk inilah yg menghalangi bibirnya untuk meneruskan membaca syair cinta untuk ‎Rasul. ‎Dalam tidurnya ia bermimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW. Dalam mimpi tsb orang tua itu sempat berdialog dengan Nabi. Ia membacakan syair-syair pujiannya untuk Nabi, namun sampai pada bait ke 51: “famabalaghul ilmi fihi annahu basyarun…” [The extent of what we know ofhim is this: He is a man…] ia tidak sanggup meneruskannya. Konon Rasul menyuruhnya meneruskan “wa annahu khayru khalqillahi kullihimi”‎

Kemudian Nabi memberikan jubah (burdah) kepada orang tua itu. Nabi‎ mengusap bagian tubuh yang mengalami kelumpuhan. Ketika esok paginya orang tua ini terbangun, tiba-tiba ia bisa berjalan dan pulih seperti sedia kala. Dengan ceria ia berjalan-jalan di pasar sambil membacakan‎ syair-syair pujian untuk Rasul.‎

Orang tua itu bernama Imam Bushiri, yang lahir pada tahun 1212‎ ‎(sekitar 800 tahun yang lalu). Syair pujian yang diciptakan oleh‎ Bushiri kemudian dikenal dengan Kasidah Burdah.‎

Inilah puisi cinta untuk Rasul yang sangat terkenaldi dunia Islam,‎dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa (Persia, India,‎Pakistan, Turki, Urdu, Punjabi, Swahili, Indonesia, Inggris, Prancis,‎Jerman, Spanyol dan Italia).‎
Dalam bulan Rabi’ul Awwal ini dapat dipastikan Ummat Islam dari berbagai penjuru dunia akan membaca kasidah burdah ini sebagai‎ ekspresi rasa cinta mereka kepada kanjeng Nabi.‎

Kasidah Burdah terdiri atas 162 sajak dan ditulis setelah Bushiri‎ menunaikan ibadah haji di Mekkah. Dari 162 bait tersebut, 10 bait tentang cinta, 16 bait tentang hawa nafsu, 30 tentang pujian terhadap Nabi, 19 tentang kelahiran Nabi, 10 tentang pujian terhadap al-Qur’an,‎ ‎3 tentang Isra’ Mi’raj, 22 tentang jihad, 14 tentang istighfar, dan‎ selebihnya (38 bait) tentang tawassul dan munajat.‎

Dengan memaparkan kehidupan Nabi secara puitis, Bushiri bukan saja menanamkan kecintaan umat Islam kepada- Nabinya, tetapi juga‎ mengajarkan sastra, sejarah Islam, dan nilai-nilai moral kepada kaum Muslimin. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika Kasidah Burdah senantiasa dibacakan di pesantren-pesantren salaf.‎

Saya katakan: Saya sendiri ketika membaca kisah diatas tidak bisa langsung percaya. Sebab setahu saya kisah itu tidak di tulis oleh pengarang burdah sendiri dan pengarang Burdah sendiri tidak mengatakan seperti itu. Kasidah burdah menurut ulama Saudi banyak mengandung kesyirikan, apakah mungkin Rasulullah SAW  datang karena di bacakan kasidah – kasidah syirik itu. Rasulullah SAW  tentunya tidak akan rela perbuatan syirik.

Amelia Hasyim dari Malasia berkata:
Iftifal Kesenian Islam Kemas Negeri Kedah Darul Aman 2002 ‎berjaya mencungkil pelbagai bakat seni dalam Islam bermula kanak-kanak peringkat pra-‎sekolah hingga kepada orang-orang dewasa. Bakat ini termasuklah burdah, azan, ‎marhaban, tilawah, pidato, deklamasi sajak, nasyid dan berzanji. Iftifal yang diadakan selama ‎dua hari memperlihatkan pelbagai gaya yang menarik persembahan para peserta melibatkan ‎kanak-kanak Taman Didikan Kanak-kanak (Tadika) Jabatan Kemajuan Masyarakat (Kemas) ‎dan orang-orang dewasa seluruh negeri Kedah.‎
Program ini bertujuan menghidupkan dan mengekalkan unsur-unsur kesenian yang baik ‎dalam ajaran Islam seiring dengan kehendak dan tuntutan agama serta menyemai tebiat ‎menghayati ajaran dan isi kandungan Al-Quran dalam kehidupan harian. ‎
Islam itu menyukai keindahan dan seni di dalam Islam banyak cabangnya. Burdah dapat ‎didifinasikan sebagai berzanji atau qasidah. Senikata burdah juga bertujuan membangkitkan semangat juang tentera-‎tentara Islam ketika itu dalam usaha mengambangkan agama Islam.‎
Bagi penduduk Kedah marhaban ataupun berzanji menjadi persembahan di majlis-majlis ‎rasmi ataupun majlis perkahwinan. Senikata yang mengiringi marhaban juga mengandungi ‎mesej yang sama seperti burdah. Marhaban dipersembahkan pada majlis ulang tahun ‎keputeraan Nabi Muhamad s.a.w dan sambutan Maalhijrah. ‎

Saya katakan : Kalau dilihat burdah di terjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan banyak masarakat yang mencintai kasidah burdah menunjukkan bahwa manusia itu sudah banyak yang syirik sebagaimana firman Allah :
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".[1]
Jadi orang – orang yang tidak mau burdah sudah ghorib dan memang agama Islam akan menjadi terpencil lagi sebagaimana ayat:
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ *
Islam mulai dalam keadaan terasing ( terpencil  dan   jarang pengikutnya ) . Dan akan kembali dalam keadaan terasing. Beruntunglah  orang orang yang terpencil . Hadis sahih ,[2]



blog ke tiga



[1] 42 Arrum
[2] Muslim/Iman /145. Ibnu Majah  /Fitan /3986. Ahmad /Baqi musnad muktsirin/8812.

Komentar Ulama Saudi tentang Burdah


                               Komentar Ulama Saudi tentang Burdah



Dalam burdah  di cantumkan kasidah sbb:
يَاأَكْرَمَ الخَلْقِ مَالِي مَنْ أَلُوْذُ بِهِ          سِوَاكَ عِنْدَ حُلُولِ الحاَدِثِ العَمِمِ          
Wahai mahluk termulia ( Muhammad ), aku tidak memiliki perlindungan  kecuali kepadamu ketika  bahaya  melanda.
فَإِنَّ مِنْ جُودِكَ الدُّنْياَ وَضَرَّتَهاَ   وَمِنْ عُلُوْمِكَ عِلْمَ اللَّوْحِ وَالقَلَمِ
Sesungguhnya  engkau ( Rasulullah  )  sangat pemurah  dengan  harta  dunia dan  engkau mengetahui apa yang di loh mahfud dan  penanya .
إِنْ لَمْ يَكُنْ فِي مَعاَدَي آخِذاُ بِيَدِي  فَضْلاُ وَإِلاَّ فَقُلْ ياَزَلَّةَ الَقَدَمِ
Bila Rasulullah  saw  di hari kiamat  tidak sudi memegang tanganku, maka katakanlah kepadaku  : “ Wahai  orang  yang terpereset “
إِنَّ لِي ذِمَّةً مِنْهُ بِتَسْمِيَتيِ ‏      مُحَمَّدًا وَهُوَ أَوْفَى الْخَلْقِ بِالذِّمَمِ
Sesungguhnya aku mempunya perjanjian dari Muhammad karena aku di beri nama Muhammad dan dia adalah mahluk yang paling setia dengan perjanjian
                                                                                      
Al Utsaimin berkata : Kalimat tsb sangat kufur dan terlalu dalam memuji Rasulullah SAW, mengapa penyair menyekutukan kepada Allah dengan sesuatu. Rasulullah SAW
itu mulia bukan karena beliau bernama Muhammad tapi karena beliau adalah hamba dan utusanNya. [1]
Al Utsaimin melanjutkan perkataannya:
Sang penyair berlindung kepada Rasulullah SAW di akhirat bukan kepada Allah azza wajal, dia menyebut bahwa dia akan binasa bila tidak mendapat pertolongan Muhammad, dia lupa kepada Allah yang di tanganNya bahaya, manfaaat, pemberian dan tidak memberi. Dialah yang akan menyelamatkan para kekasihnya dan orang – orang yang taat. Sang penyair menjadikan Rasulullah SAW penguasa dunia dan akhirat dan itulah sebagian dari kedermawanan Rasulullah SAW. Dia menyatakan bahwa Rasulullah SAW
mengetahui perkara gaib dan mengetahui tulisan di loh mahfud. Ini adalah kekufuran yang nyata dan keterlaluan dalam memuji. Kita mohon kepada Allah agar di selamatkan dari padanya. 
Bila penyair itu mati dalam keadaan seperti itu dan tidak bertobat, maka dia mati dalam keadaan kufur dan kesesatan yang terjelek. Bagi muslim hendaklah berhati - hati dari kekufuran seperti ini dan jangan tertipu dengan burdah atau pengarangnya. [2]
Ibnu Rojab berkata: Kita bersaksi bahwa orang yang berkata seperti penyair itu tidak bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah, tapi menyaksikan bahwa Muhammad di atas Allah, bagaimana mungkin pemujaan yang melewati batas itu?
Pujaan itu melebihi pujaan kaum Nasrani yang menyatakan bahwa Isa adalah anak Allah. Mereka  berkata: Tuhan ketiga dari Tuhan tiga. Mereka berkata lebih dari itu. Mereka  berkata:  “Sesungguhnya Allah berfirman:
مَنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَأٍذَكَرْتُهُ فِي مَلَأٍ خَيْرٍ مِنْهُ، وَأَنَا مَعَ عَبْدِي إِذَا ذَكَرَنيِ
Barang siapa yang menyebut Aku, Aku akan menyebutnya di kumpulan yang lebih baik dari padanya. Dan Aku bersama hambaKu bila menyebut Aku .

Mereka  berkata : Rasulullah SAW bersama kita bila kita menyebutnya.
Karena itu, mereka di malam maulid bila ada orang yang membaca kalimat Al musthofa , mereka sama berdiri. Mereka berkata : Karena Rasulullah SAW hadir dalam majlis kita , kita berdiri dengan kehadirannya. Para sahabat lebih menghormati kepada Rasulullah SAW dari pada kita atau mereka . Walaupun demikian bila Rasulullah SAW  masuk lalu berbicara kepada mereka. Mereka tidak berdiri untuk menghormati beliau. Pada hal Rasulullah SAW  masih hidup.  Dan orang – orang sekarang malah berdiri ketika nama Al musthofa di sebut. Lihatlah! bagaimanakah akal mereka bisa menyimpang sedemikian rupa
Saya berkata:  Di dalam burdah masih ada kasidah – kasidah yang sirik sbb:
فَإِنَّ فَضْلَ رَسُوْلِ اللهِ لَيْسَ لَهُ حَدٌّ     فَيُعْرِبَ عَنْهُ ناَطِقٌ بِفَمٍ
Sesungguhnya keutamaan   Rasulullah  saw  tidak memiliki batas  hingga bisa di jelaskan  oleh orang yang berbicara .
Ket: Kalimat yang membahayakan tauhid disini adalah yang kami beri garis, Rasulullah SAW  itu  manusia  itu bersifat lemah  sebagaimana   firman Allah :
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
Dan manusia dijadikan bersifat lemah. ( Annisa 28 ) .
Penyair tsb menyatakan keutamaan Rasulullah SAW  tidak bisa di katakan dengan mulut,dan tanpa batas, jadi super hebat diatas kehebatan manusia. Sang penyair mengatakan lagi :
لَوْ ناَسَبَتْ قَدْرَهُ أَياَتُهُ عِظَماً    أَحْياَ اسْمُهُ حِيْنَ يُدْعَى دَارِسَ الرِّمَمِ
Bila mukjizat Muhammad sesuai dengan derajatnya yang agung, maka nama  Muhammad  di panggil  akan bisa menghidupkan tulang belulang yang sudah rapuh
Ket : Pujaan ini mengangkat derajat Muhammad  mirip dengan Allah, nama  Allah saja bila di sebut tidak bisa  menghidupkan bangkai .Inilah  pangkal kesyirikan .
وَكُلُّ آيٍ أَتَى الرُّ سْلُ الكِرَامُ بِهاَ    فَإِنَّماَ اتَّصَلَتْ مِنْ نُورِهِ بِهِمِ
Setiap mukjizat para  Rasul  yang mulia pada hakikatnya  dari nur Muhammad
Ket:  Mestinya  mukjizat Nabi  Muhammad  dan para  Rasul  adalah dari Allah bukan dari cahaya Nabi Muhammad .
مَاسَامَنَي الدَّهْرُ ضَيْماًوَاسْتَجَرْتُ بِهِ     إِلاَّ وَنِلْتُ جِوَاراً مِنْهُ لَمْ يُضَمِ
Setiap  zaman  menganiaya  aku lalu aku minta perlindungan dengan  Nabi Muhammad,  akupun  dapat  keselamatan  dan perlindungan .
Ket: Kesyirikan disini minta perlindungan kepada Nabi Muhammad ketika tertimpa musibah.
وَمَنْ تَكُنْ بِرَسُوْلِ اللهِ نُصْرَتُه    إِنْ تَلْقَهُ الأُسْدُ فِي آجاَمِهاَ تَجِمِ
Barang siapa  yang pembelaannya  karena Rasulullah bila  bertemu dengan singa di sarangnya akan menahan diri.
Ket: Kesyirikan disini pembelaannya  karena  kehurmatan  Rasulullah  saw, 
وَلَنْ تَرَى مِنْ وَلِيٍّ غَيْرَ مُنْتَصِرٍ      بِهِ وَلاَ مِنْ عَدُوٍّ غَيْرَ مُنْقَصِمٍ
Dan kamu tidak melihat seorang wali yang tidak mendapat kemenangan karena  kehurmatan Nabi Muhammad, begitu juga musuh akan  kalah
Ket : “Kesyirikan disini  pernyataan mendapat kemenangan bukan karena  pertolongan Allah tapi karena  kehurmatan Nabi Muhammad”.
Abdullah bin Abdul aziz bin Baz berkata:
Bila bacaan itu mengandung minta pertolongan kepada selain Allah atau berdoa dengan tawassul sebagaimana dalam kasidah Burdah maka hukumnya syirik [3]
Dalam kehidupan kita sehari – hari, burdah sebagai menu bacaan masarakat kita setelah diba`. Ia di baca ketika ada walimah untuk pemberangkatan jamaah haji. Bahkan di salah satu pondok pesantren, burdah di baca dengan maksud supaya sawah kiyai yang berdekatan dengan sungai Bengawan solo yang berdekatan dengan pondoknya agar tidak berkurang karena gésékan air sungai. Ternyata tiap setelah maghrib para santri membaca burdah, tapi tanah sawahnya tetap berkurang. Bahkan sekarang pondoknya berdekatan dengan tanggul sungai bengawan solo. Memang sebagian pondok pesantren, bahkan umumnya masarakat mengangap burdah itu suatu bacaan yang mustajab untuk berdoa.
Setiap saya mendengarkan pengajian ulama di Mekkah,  saya selalu mendengarkan keritikan mereka kepada burdah dan menyatakan bacaan tsb banyak kesirikannya. Bahkan  bila ada orang yang pergi ke masjidil haram dengan membawa burdah akan di rampas, bahkan akan di bawa ke kantor polisi disana.
Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id atau dengarkan cd pengajianku, jumlahnya  35 keping atau bacalah buku mantan kiyai NU menggugat shalawat dan  dzikir syirik terbitan  Laa tasyuk press


 



[1] Fatwa Al Utsaimin , bab bersumpah dengan selain Allah .
[2] Fatwa Al Utsaimin , pertanyaan ke 1

[3] Enseplopedi fatwa komisi fatwa kerajaan Saudi arabia 949

Shalawat Nariyah yang syirik

-->
                                                     Shalawat Nariyah yang syirik

Di tulis oleh H Mahrus ali .        
       Shalawat nariyah ini sering di baca oleh kalangan kaum muslimin. Saya waktu kecil pergi ke makam sunan giri, saya jumpai pengemis buta yang duduk di pintu gerbang makam selalu membacanya. Lalu para pengunjung memberikan uang kepadanya. Bila terdengar ada derap langkah pengunjung,  sibuta tadi membacashalawat nariyah dengan suara yang sedang lalu pengunjung memberinya. Jadi dia baca ratusan kali tiap harinya  dan dia masih tetap menjadi pengemis di muka gerbang makam sunan giri. Bahkan sampai ahir hayatnya dia sebagai pengemis dan rumahnya kecil jelek, tanahnya milik orang lalu istri dan anaknya di usir.
 Saya punya teman yang tubuhnya kurus sekali tinggal kulit dan tulang. Ayahnya membawanya ke dokter ratusan kali, tapi keadaannya tetap saja kurus kering. Dia mengalami keadaan seperti itu selama lima tahun. Teman saya ini bertempat tinggal di desa Telogojero Sidomukti Jl Sunan  Giri Gresik.  Suatu saat, paman saya yang keluaran dari pondok pesantren Langitan mengatakan kepada ayah teman saya tadi. Barang kali anakmu ini kena sihir, sebab sudah berkali kali pergi ke dokter bahkan sudah limaa tahun. Tablet tidak pernah lepas dan biaya yang di keluarkan sudah cukup banyak. Anakmu juga  tidak bisa pergi ke sekolah lagi dan tubuhnya juga lemas, bicaranya  sudah kelihatan kurang jelas.  Dan jarang keluar, selalu berbaring di pembaringan atau dipan. Bagaimana  kalau nanti malam kita baca bersamashalawat nariyah sebanyak 4444 kali . Kita baca bersama dengan ibumu atau  sekeluarga. Sang ayah sepakat dan memang dia berharap untuk mengetahui siapakah pensihirnya.
Paman saya  ini mantam ipar dengan ayah teman saya. Jadi ibu ayah teman saya ini juga 
mantam mertuanya,karena istri paman saya yang darinya telah mengahiri ajalnya. Ketika malam tiba, mereka bersama membacashalawat nariyah dengan jumlah yang telah di sepakati tadi. Ternyata mujarob juga, paginya si pensihir datang dengan minta maaf dan menangis karenanya. Dia minta – maaf berkali kali dan dialah yang melakukan sihir itu . Sebetulnya yang dituju itu  bukan  anaknya tapi ayahnya. Tapi anaknya yang bernasib malang dan sang ayah sebagai tulang punggung keluarga dalam mencarikan nafkah. Seandainya bukan anaknya yang kena sihir maka keadaan ekonomi keluarga akan parah juga.
   Lalu di tanya, mengapa  kamu berbuat sihir .
Dia menjawab: Saya berbuat sedemikian ini karena menantu saya  yang punya bagian warisan rumah ini telah kamu usir dari rumah ini dan rumah ini kamu beli dengan harga murah sekali dengan kridit.
Ini bacaanshalawat nariyah yang syirik itu :
اللهُمَّ صَلِّ صَلاَةً دَائِمَةً وَسَلِّمْ سَلاَماً تَامّاً عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ العُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُناَلُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَتُقْضَى بِهِ الحَوَائِجُ وَيُسْتَسْقَى الغَماَمُ بِوَجْهِهِ الكَرِيِمِ عَدَ دَ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُومٍ لَكَ
Ya  Allah berikan rahmat yang langgeng  dan  kesejahteraan yang sempurna kepada  sayyidina  Muhammad  yang dengannya  segala ikatan lepas (  segala kesulitan akan terselesaikan bukan dengan Allah)  dan segala  kesedihan akan lenyap karenanya ( jadi bukan karena  pertolongan , rahmat  atau karunia Allah )  , dan  dengan Nabi Muhammad  segala  cita – cita tercapai , segala kebutuhan  akan di raih  dan  awan menurunkan hujan  dengan nya ( dengan wajahnya Nabi Muhammad yang mulia  )  sejumlah tiap kedip atau  nafas  dan sebanyak  seluruh apa yang Engkau ketahui

     shalawat tsbshalawat syirik dan  telah kami kaji dan kami cari  buku sumbernya, ternyata sia – sia belaka, kami tidak menjumpainya . Kami telah menelaah buku – buku hadis, fikih,  tasawwuf , kami juga dibikin pusing dan tidak menemukanshalawat tsb atau siapakah pengarangnya secara pasti.
Ia bertentangan dengan ayat :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.[1]
Di ayat lain , Allah berfirman:
لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ
Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya".[2]
Rubayyi` binti Muawwidz  berkata :
جَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلَ حِينَ بُنِيَ عَلَيَّ فَجَلَسَ عَلَى فِرَاشِي كَمَجْلِسِكَ مِنِّي فَجَعَلَتْ جُوَيْرِيَاتٌ لَنَا يَضْرِبْنَ بِالدُّفِّ وَيَنْدُبْنَ مَنْ قُتِلَ مِنْ آبَائِي يَوْمَ بَدْرٍ إِذْ قَالَتْ إِحْدَاهُنَّ وَفِينَا نَبِيٌّ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ فَقَالَ دَعِي هَذِهِ وَقُولِي بِالَّذِي كُنْتِ تَقُولِينَ
Nabi saw datang ketika kemantenku ( malam si penganten lelaki di bawa  kepada penganten  perempuan ).  Rasul duduk di hamparanku  seperti kamu  duduk dengan ku . Lalu  gadis – gadis muda memukul terbang dan memuji ayah – ayahku yang terbunuh di perang Badar.  Salah satu diantara mereka berkata: “ Disisi  kami terdapat seorang Nabi yang mengetahui apa yang terjadi besok”. Rasul bersabda: ”Tinggalkan ini dan berkatalah lagi [3]
Ada juga organisasi namanya sinar, yaitu Yasin dan Nariyah. Organisasi ini selalu mengadakan kumpulan dengan baca yasin dan Nariyah. Saya punya teman juga ketika lamaran untuk mencari bea siswa di Saudi tidak diterima di Universitas Ummul qura . Dia  harus pulang ke Indonesia dan waktu belajar di Saudi akan berahir. Pada suatu malam, dia bacashalawat Nariyah dimulai Isya` sampai Subuh di masjidil haram. Paginya dia pergi ke Universitas Ummul quro untuk mengajukan lamaran bea siswa, lalu di terima dengan baik. Dia sangat gembira, karena sebelumnya  mengajukan lamaran berkali – kali selalu di tolak.   Dia bilang sendiri kepada saya bahwa dia telah membacashalawat nariyah semalam suntuk lalu maksudnya bisa berhasil.
Setelah dua tahun, dia harus pulang ke Indonesia dan tidak bisa melanjutkan jenjang berikutnya karena keilmuannya tidak mencukupi. Di Indonesia, saya tidak mendengar kabarnya. Seandainya  dia menjadi tokoh di desanya mesti saya dengar beritanya karena dia juga teman saya di Saudi.


Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id atau dengarkan cd pengajianku, jumlahnya  35 keping atau bacalah buku mantan kiyai NU menggugat shalawat dan  dzikir syirik terbitan  Laa tasyuk press




[1] Az zumar 38
[2]  Saba` 22
[3]   Bukhori

Sabtu, Januari 29, 2011

Zakat fitrah yang tepat adalah korma bukan beras

Di tulis oleh H Mahrus ali 
Zakat fitrah kurma lebih tepat


Untuk bahan makanan pokok beras, saya sendiri belum menjumpai dalil yang akurat yang memperkenankan untuk zakat fitrah. Saya masih senang sami`na wa atho`na terhadap pilihan Rasulullah SAW dlm zakat fitrah sebagaimana hadis sbb :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ رَمَضَانَ عَلَى كُلِّ صَغِيرٍ وَكَبِيرٍ حُرٍّ وَعَبْدٍ ذَكَرٍ وَأُنْثَى صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ *
Ibnu Umar ra berkata :” Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah bagi setiap orang kecil, besar , budak , merdeka atau lelaki dan perempuan satu gantang kurma atau gandum . Ibnu Umar ra sendiri selalu mengeluarkan zakat fitrah dengan kurma , terkadang gandum tapi jarang .Dan tiada satupun sahabat yang mengeluarkan zakat fitrah beras , lalu kita ikut mereka . Manusia lebih condong kepada pendapat yang nyeleot yang tidak ada dalilnya .
بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ
Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.
Rasulullah SAW bersabda :


إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ أُمَّتِي كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَجَعَلَتِ الدَّوَابُّ وَالْفَرَاشُ يَقَعْنَ فِيهِ فَأَنَا آخِذٌ بِحُجَزِكُمْ وَأَنْتُمْ تَقَحَّمُونَ فِيهِ
Sesungguhnya perumpamaan ku dan umatku laksana seorang lelaki yang menghidupkan api ,lalu laron – laron dan serangga – serangga berjatuhan kepadanya . Aku pegang tempat ikatan sabukmu , sedang kamu mau masuk ke dalam api . Jadi ajaran hadis ini penyetop agar kamu tidak terbakar api Neraka . terserah kamu ingin ke surga atau sebaliknya .Bila ingin ke surga ,peganglah hadis , kamu akan tenang, sreg ,dan Allah membelamu .
Bila orang yang berakal sehat akan memilih pendapat yang lurus , kuat dalilnya , cocok dengan al qur`an.Namun secara realita yang ada di masarakat ini selalu tidak selaras dengan kehendak ajaran lurus yang mudah . Manusia memilih pendapat Imam atau ulama` yang terkadang keliru . Terkadang ada hadis hasan lalu memilih hadis lemah . Terkadang ada hadis sahih pilih hadis palsu. Kita sampaikan zakat fitrah sesuai dengan tuntunan , lalu manusia tidak mau menerima dengan alasan tidak membudaya . Perkataan ini mirip dengan ayat :
وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا ءَابَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى ءَاثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka."
Terkadang beralasan masak ulama` dahulu keliru dan merekapun juga pandai baca kitab . Kita katakan sebagaimana perkataan Ibnu Umar:
فَبِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَقُّ أَنْ تَأْخُذَ أَوْ بِقَوْلِ ابْنِ عَبَّاسٍ إِنْ كُنْتَ صَادِقًا
Apakah perkataan Rasulullah SAW lebih berhak di pegangi ataukah perkataan Ibnu Abbas bila kamu benar
Ahirnya masih bersikukuh untuk mengeluarkan zakat fitrah beras . Pada hal bila dikatakan :” keliru dan dalilnya tidak ada “. Dia menjawab : Mengapa tidak sejak dahulu penjelasan itu di lontarkan . Kita katakan : Perkataan tsb mirip dengan ayat :
مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي الْمِلَّةِ الْآخِرَةِ إِنْ هَذَا إِلَّا اخْتِلَاقٌ
Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini, tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan, ( kebohongan ) . Inilah budaya orang awam untuk menyampaikan argumentasi tidak mau menerima ajaran benar. Karena itu berhati- hatilah dlm menolak atau menerima kebenaran . Terkadang kita bisa lurus atau bengkong . Kita harus mampu mengamati mana ajaran yang cocok dengan dalil dan mana yang tidak. Bila suatu ajaran datang kepadamu tanpa dalil , lebih baik tidak diterima dan lebih selamat .
Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id atau dengarkan cd pengajianku, jumlahnya  35 keping
 

Keleemahan hadis salat tasbih

oleh mantan kiyai NU Mahrus ali


Kajian kwalitas hadis salat Tasbih.


1. Ibnul Jauzi menyatakan bahwa hadis salat Tasbih di riwayatkan melalui jalur sbb :
Kami di beri tahu oleh Hibatullah bin Muhammad Al Hushain dari Abul hasan bin Ali bin Almadzhab dari Abul hasan Addaroquthni dari Usman bin Ahmad bin Abdullah dari Abul ahwash - Muhammad bin Al Haitsam dari Ahmad bin Abu Syuaib Al harrani dari Musa bin A`yun dari Abu Raja` Al Khurasani dari Sidqah dari Urwah dari Ruwaim dari Ibnud dailami dari Al Abbas bin Abdul muth tholib berkata ; Rasul bersabda : ………………………. ( tentang salat tasbih )
2. Dari Al Hushain dari Abu Ali bin Al Madzhab dari Daroquthni dari Abu bakar Annaisaburi . Daroquthni juga berkata : Kami di beri tahu oleh Abdullah bin Sulaiman bin Al asy ats dari Abd. Rahman bin Bisyir bin Al Hakam dari Musa bin Abd. Aziz dari Al Hakam bin Abban dari Ikrimah dari Ibnu Abbas , sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada Abbas bin Abdul muth tholib ………… ……… ..tentang salat tasbih……………………………… Bila kamu tidak mampu tiap tahun sekali , maka lakukanlah sekali selama hidupmu .
3. Dari Ibnul Hushain dari Ibnul madzhab dari Daroquthni dari Abu Ali Al katib – Ali bin Muhammad bin Ahmad Al Jahm dari Ahmad bin yahya bin Malik Assusi dari Yazid bin Al Hubab dari Musa bin Ubaidah Azzindi dari Said bin Abu Said budak yang dimerdekakan oleh Abu bakar bin Hazem bin Abu rafik maula Nabi SAW bersabda :…………………………….
Ibnul jauzi berkata : “ seluruh jalur tersebut tidak akurat .
Jalur pertama karena terdapat perawi bernama Shidqah bin Yazid Al Khurasi . yang hadisnya lemah , kata Imam Ahmad . “ Dia perawi yang hadisnya mungkar , “ kata Imam Bukhori . “ Dia selalu meriwayatkan hadis – hadis yang menimbulkan pertentangan dan hadisnya tidak boleh di buat pegangan ,” kata Ibnu Hibban .
Jalur kedua ; Perawi bernama Musa bin Abd. Aziz tidak di kenal “ .“ Dia perawi lemah , “ kata Ibnul madini . “ Dia perawi yang hadisnya diingkari ,” kata Assulaimani . :” Dia meninggal dunia pada tahun 175 H , “ kata Ibnu Hibban
Jalur riwayat ketiga :Ada seorang perawi bernama Musa bin Ubaidah . “ Haram bagiku untuk meriwayatkan hadisnya ,” kata Imam Ahmad . Jadi hadis salat tasbih menuruit beliau haram di terangkan .” Perkataan dia tak perlu di tanggapi ,” kata Yahya bin Muin .
4.Abul jauza` juga meriwayatkan hadis salat tasbih (HST ) dari Ibnu Abbas , namun tidak di nyatakan sebagai hadis Nabi . Ia sekedar atsar riwayat Abu Jinab Yahya bin Abu Hayyah . “ Haram bagiku meriwayatkan hadisnya , kata Yahya bin Al Qatthan .” Dia perawi yang hadisnya tidak di gubris oleh pakar – pakar hadis , “ kata Al Fallas” Dia pembohong ,” kata Hammad bin Zaid . Pakar hadis seperti Ibnu Muin , Abu Zar`ah dan Nasai menyatakan dia lemah .Begitu juga ayahnya .
5. HST juga di riwayatkan secara mauquf ( lemah ) dari hadis Rouh bin Al Musayyab dari Amar bin malik Al Bakri dari Abul jauza` dari Ibnu Abbas . “ Amar bin Malik perawi yang hadisnya di ingkari ,mencuri hadis , “ kata Ibnu Ady . “ Dia perawi lemah ,” kata Abu Ya`la Al maushili . ” Hadisnya tidak terpelihara ,” kata A; kalabi . “ Dia perawi agak baik , “ kata Ibnu Muin . “ Dia selalu meriwayatkan hadis palsu yang tidak boleh di riwayatkan , kata Ibnu Hibban
6.HST juga di riwayatkan dari Ibnu Amar bin Al ash , hanya ia dari hadis Abd . Aziz bin Aban dari Sofyan Ats sauri dari Aban bin Abu Ayyasy.
Perawi Abd. Aziz menurut Yahya bin Muin adalah pembohong , jahat , suka memalsu hadis dan hadisnya tidak dianggap .” Aku meninggalkannya , “ kata Imam Ahmad . Sedang perawi bernama Aban bin Abu Ayyasy , maka syu`bah berkata : “ Aku berzina lebih ku senangi dari pada meriwayatkan hadisnya .
7. HST juga di riwayatkan oleh Ibnu Tsauban , namanya Abd. Rahman bin Tsabit , sedang Ibnu Sam`an bernama Abdullah bin Ziyad bahwa rasul pernah mengajari salat tasbih kepada Ja`far bin Abu Tholib .
Pakar hadis Yahya bin Muin menyatakan Ibnu Tsauban adalah perawi lemah . Sedang Ibnu Sam`an menurut Imam Malik : “Pembohong “.
8. HST juga di riwayatkan dari Ishaq bin Ibrahim bin Qistas dari Umar maula Ghufrah bahwa Rasul mengajari salat tasbih kepada Jakfar bin Abu Tholib. “ Seluruh ulama hadis telah sepakat bahwa Ishaq dan Umar perawi lemah di samping hadisnya maqthu` ( sanadnya tidak sambung ) “ Tiada HST yang sahih ,” kata Al Uqaili .
“ Bagi seorang muslim masih perlu menjalankan salat sunat dan fardu yang jelas benarnya dari pada menjalankan salat tasbih yang tidak memiliki dasar hadis sahih , kata doktor Syirbashi - dosen Syariat di U. Al Azhar Mesir
9. HST juga di riwayatkan oleh Abu dawud , namun sanadnya terdapat perawi bernama Musa bin Abd. Aziz yang jelek hafalannya dan Hakam bin Aban yang sering serampangan dalam meriwayatkan hadis .
10 HST juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah namun sanadnya setelah di teliti terdapat banyak perawi yang jelek hafalannya . Dan pada akhir keputusan hadis salat Tasbih dinyatakan oleh Ibnul Jauzi sebagai hadis palsu . Permulaan orang yang menjalankan salat tasbih adalah Abul jauza` bernama Aus bin Abdillah Al Basri dari Tabiin , lantas di lanjutkan generasi berikutnya , lebih lebih ahli thoriqah dari kalangan madzhab Syafii , kata Ibnu Hajar Al asqalani.-penyusun kitab Fathul bari
“ Pernyataan ini menunjukkan bahwa salat Tasbih tidak dijalankan oleh Nabi dan para sahabat atau tabiin selain Abul jauza` dan kita lebih baik ikut genarasi pertama yang mayoritas saat itu –para sahabat Nabi yang mulia, kataku.
Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id atau dengarkan cd pengajianku, jumlahnya  35 keping